SORONG, PBD – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kebijakan Sumber Daya Alam (SDA) bertempat di salah satu hotel di Kota Sorong, Kamis (25/9/25).
Rakor ini bertujuan untuk memperkuat sinergi pemanfaatan energi terbarukan dalam mendukung sektor pertanian, kelautan, dan perikanan sebagai pilar ekonomi daerah.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Papua Barat Daya Jhony Way yang ditandai dengan penabuhan tifa didampingi Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Eksan Musa’ad.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda PBD Jhony Way menyampaikan bahwa tema rakor kali ini yakni ‘Pemanfaatan Energi Terbarukan Dalam Mendorong Produktivitas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan’ sangat relevan dengan arah pembangunan nasional maupun global saat ini.
“Pemerintah pusat telah menegaskan arah kebijakan energi melalui berbagai regulasi, seperti UU Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, dan UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Semua itu menekankan pentingnya diversifikasi energi, kedaulatan pangan, dan kesejahteraan nelayan serta petani,” ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda PBD Jhony Way.
Ia menyinggung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 yang menggarisbawahi transisi energi, pembangunan hijau (green economy) dan penyelamatan sektor pertanian serta perikanan sebagai penopang ekonomi nasional.
Menurut Jhony, Papua Barat Daya memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, mikrohidro, biomassa, dan energi laut. Pemanfaatan energi ini diakuinya dapat menjadi pendorong utama produktivitas sektor pertanian dan perikanan, seperti irigasi berbasis tenaga surya untuk mendukung budidaya padi dan kopi.
“20 tahun kedepan kita mungkin sudah tidak bisa lagi bergantung pada energi fosil. Karena itu, kita harus siap bertransformasi ke energi baru terbarukan mulai dari sekarang,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan rencana pendirian universitas negeri di Sorong pada tahun depan yang akan membuka program studi yang relevan dengan kebutuhan masa depan, seperti energi terbarukan dan kecerdasan buatan (AI), agar generasi muda Papua Barat Daya siap menghadapi tantangan zaman.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan PBD Eksan Musa’ad menambahkan bahwa rakor ini bertujuan membangun kolaborasi, sinergi, dan komitmen bersama untuk mendukung transisi energi sebagaimana diarahkan dalam RPJMN dan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
“Provinsi Papua Barat Daya saat ini sedang menyusun Rencana Umum Energi Daerah (RUED), yang kini dalam tahap finalisasi. Energi Baru Terbarukan (EBT) adalah solusi utama untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” kata Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan PBD, Eksan Musa’ad,
Eksan menegaskan bahwa berbagai potensi EBT di Papua Barat Daya seperti energi angin, gelombang laut, geotermal, dan biomassa yang belum dimanfaatkan secara optimal. Menurutnya, investasi dan insentif fiskal menjadi kunci untuk mendorong pengembangan EBT di daerah.
“Kami ingin agar pemanfaatan EBT dapat dikaitkan langsung dengan pengembangan sektor unggulan seperti pertanian, perikanan, dan kelautan. Di banyak negara, EBT sudah digunakan untuk irigasi, penerangan desa, hingga penggerak turbin yang mendukung aktivitas ekonomi rakyat,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong dapat menjadi lokasi strategis untuk menarik investasi di bidang industri energi terbarukan, seperti produksi panel surya.
Pada kesempatan itu, ia menekankan bahwa seluruh rencana ini sudah tertuang dalam dokumen perencanaan daerah, seperti RPJPD dan RPJMD Papua Barat Daya yang memuat berbagai isu strategis serta program jangka pendek dan panjang. Tantangannya kini yakni bagaimana mengimplementasikannya secara konkret.
Secara keseluruhan, rakor ini menjadi langkah awal yang penting dalam memperkuat arah pembangunan Papua Barat Daya yang berorientasi pada energi bersih, inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Energi terbarukan diharapkan bukan hanya menjadi sumber daya, tetapi juga motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kolaborasi antara pemerintah daerah, pusat, dunia pendidikan, dan investor, Papua Barat Daya berpeluang menjadi provinsi percontohan dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan timur Indonesia. (Jharu)
Komentar