BALI – Penjabat Wali kota Sorong, Dr. Bernhard Eduard Rondonuwu, S.Sos., M.Si., bersama Badan Kesbangpol Kota Sorong lakukan kegiatan Studi Tiru Forum Lintas Suku Asli Papua Raya di Kabupaten Badung, Bali, Denpasar, Senin (9/12/24).
Dalam sambutannya, Pj Wali kota menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat Pemerintah Kabupaten Badung. Kegiatan ini bertujuan untuk belajar dari keberhasilan Badung dalam mempertahankan budaya lokal di tengah masyarakat yang heterogen.
Pemerintah Kabupaten Badung menjadi inspirasi bagi Kota Sorong dalam menjaga nilai-nilai adat di tengah pengaruh globalisasi. Melalui kegiatan ini, Pj Wali kota berharap wawasan yang didapat dapat diterapkan secara efektif di Kota Sorong.
Forum Lintas Suku Asli Papua Raya merupakan mitra strategis Pemerintah Kota Sorong yang telah berdiri selama 13 tahun. Organisasi ini dibentuk melalui Surat Keputusan (SK) Walikota Sorong dan terdiri dari kepala suku dari 12 suku besar di wilayah tersebut. Selama perjalanannya, forum ini aktif membantu pemerintah dalam menyelesaikan berbagai konflik sosial, adat, dan budaya. Keberadaan forum ini menjadi fondasi penting dalam menjaga harmoni sosial di Kota Sorong.
Studi tiru ke Kabupaten Badung merupakan langkah lanjutan dalam memperkuat peran forum dalam melestarikan adat istiadat. Sinergi antara pemerintah dan forum ini menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya.
Tujuan utama kegiatan ini adalah mempelajari cara para pemimpin adat di Kabupaten Badung mempertahankan budaya lokal. Para peserta juga belajar tentang pemetaan batas-batas wilayah adat yang menjadi salah satu strategi penting dalam menjaga identitas budaya. Kabupaten Badung dinilai berhasil dalam menjaga adat tetap eksis di tengah pengaruh globalisasi yang kuat.
Hal ini memberikan inspirasi baru bagi Forum Lintas Suku Asli Papua Raya dalam mengembangkan strategi serupa. Di era modern seperti sekarang, menjaga adat tetap relevan dan dihormati adalah tantangan yang membutuhkan pendekatan inovatif. Studi tiru ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi keberlangsungan budaya di Kota Sorong.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting Kota Sorong, termasuk Sekretaris Daerah Kota Sorong, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Kepala Badan Kesbangpol, serta Kepala BPKAD. Selain itu, para staf Kesbangpol dan anggota Forum Lintas Suku Asli Papua Raya turut serta dalam kegiatan ini.
Kehadiran rombongan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah Kota Sorong dalam mendukung pelestarian budaya. Studi tiru ini bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga langkah strategis untuk membangun kolaborasi antar daerah. Sinergi ini diharapkan dapat memperkuat peran adat dalam menjaga harmoni sosial dan budaya di Kota Sorong.
Pj Walikota Sorong mengungkapkan harapannya agar apa yang dipelajari dari Kabupaten Badung dapat diterapkan di Kota Sorong. Menurutnya, pelajaran tentang pengelolaan budaya lokal dan pemetaan wilayah adat menjadi poin penting yang harus segera diimplementasikan. Para kepala suku diharapkan mampu mengambil inspirasi dari cara pemimpin adat Badung dalam menghadapi tantangan modernisasi.
Hal ini akan membantu Kota Sorong mempertahankan kearifan lokal sebagai identitas utama masyarakatnya. Pj Walikota juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan tokoh adat dalam mencapai tujuan bersama. Dengan begitu, nilai-nilai budaya dapat tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kota Sorong menunjukkan komitmennya dalam menjaga adat istiadat dan kearifan lokal. Studi tiru ke Kabupaten Badung menjadi langkah konkret dalam memperkuat peran Forum Lintas Suku Asli Papua Raya.
Pj Walikota berharap hasil dari kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga mampu mengatasi berbagai tantangan sosial dan budaya di Kota Sorong. Dengan semangat kebersamaan, nilai-nilai adat diharapkan dapat terus eksis di tengah pengaruh globalisasi.
Keberhasilan ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga identitas budaya lokal. Kota Sorong pun semakin siap menjadi kota yang harmonis dengan keberagaman budayanya. Kegiatan ini berlangsung hingga 12 Desember. (**/Oke)
Komentar