SORONG,- Pedagang pasar modern Rufei kembali melakukan aksi mereka dengan membuka pasar dadakan di Areal Track Lari samping Kantor Walikota Sorong, Papua Barat, Selasa (8/11/22).
Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan dari pedagang sebab telah berulang-ulang kali mendapat imbas dari pedagang pasar boswesen yang menghambat datangnya pembeli dengan membuka kembali aktifitas penjualan setelah sempat dibongkar dan ditutup berapa bulan lalu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Koordinator Pasar Ikan, Syors Marani, saat ditemui beberapa media untuk dimintai keterangan terkait adanya aksi jual sayur ikan pinang dan buah-buahan.
“Disini yang menjadi kendala bagi kami penjual itu karena sudah 3 bulan janji yang diberikan Walikota bahkan bersama Dispenda bahwa mereka akan menyelesaikan pasar lama yaitu boswensen. Tapi kenyataannya omong kosong,” ungkap Marani.
Bebernya, mereka minta segera tindak tegas pedagang-pedagang itu terutama yang punya toko-toko sembako karena mereka masih buka dan berjualan disitu makanya pedagang lainnya ikut berjualan, padahal lost-lost bagi setiap mereka telah tersedia didalam pasar modern rufei.
Jelasnya, Setelah pembongkaran pasar awalnya mereka tidak berjualan karena ada pos penjagaan yang dibangun dan dijaga oleh aparat namun setelah dibongkar mereka kembali lagi berjualan. Makanya merekapun mulai kesulitan mendapat pembeli dan akhirnya mereka semua sepakat untuk jualan disini agar Pemerintah mereka bisa melihat keadaan pedagang pasar modern.
Sehingga melalui aksi hari ini mereka semua berharap agar Pemerintah dan Pihak Keamanan kembali tindak tegas tidakada lagi proses jual beli di pasar lama boswensen, sebab modal mereka besar namun tidakada pemasukan dan akhirnya mereka pun merugi.
Pasar dadakan pedagang tersebut pun diminati sejumlah warga yang melintas, mereka pun dengan sengaja berbelanja di pasar dadakan tersebut. Pedagang yang sambil berdagang terus berorasi mengutarakan kekesalan dan kekecewaan mereka, berharap pemerintah turun melihat keluhan mereka.
Sayangnya hingga menjelang sore hari tidak ada satupun perwakilan pemerintah yang menemui mereka. Mereka pun mengancam akan terus menggelar dagangan mereka disana hingga tuntutan mereka dipenuhi pemerintah daerah. (Mewa)
Komentar