JAKARTA, – Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi telah melantik sebanyak 961 kepala daerah se-Indonesia bertempat di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/2/25).
Dari 961 kepala daerah yang dilantik Presiden Prabowo, satu diantaranya yakni Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu.
Sebelum dilantik Presiden Prabowo, ada momen haru dan penuh kebahagiaan jelang keberangkatan Gubernur PBD Elisa Kambu menuju tempat pelantikan.
Berdasarkan vidio yang diunggah akun Facebook Nixon Cosvai dengan jumlah tayangan mencapai 263 ribu, dibanjiri 825 komentar positif, 762 kali dibagikan serta disukai 10.845. Sebelum menghadiri acara pelantikan sebagai Gubernur PBD pertama dalam sejarah, Elisa Kambu dengan mengenakan pakaian dinas upacara melakukan sungkem kepada sang ibunda Y. Kambuaya.
Momen penuh haru itu disaksikan sejumlah kerabat Elisa Kambu yang berada disekitarnya. Elisa terlihat menundukkan kepalanya dihadapan sang ibunda yang duduk di kursi roda.
Usai menundukkan kepala di hadapan orang tercintanya, Elisa Kambu meraih tangan ibunya sembari mencium tangan sosok yang melahirkan dan membesarkannya dengan penuh kasih.
Bertatapan dengan wajah ibunya dengan penuh kehangatan diselimuti air mata yang berkaca, dengan memegang sehelai tisu, ibundanya spontan mengusap air mata buah hatinya.
Disaksikan istri tercinta Orpa Suzana Kambu dan sejumlah kerabat yang berada disekitarnya, Elisa Kambu berdiri lalu mencium pipi dan kening ibunya.
Setelah mencium pipi dan kening ibunya, Elisa Kambu bersama kerabat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat doa restu orang tua, kerabat dan seluruh lapisan masyarakat, dirinya bersama pasangannya Ahmad Nausrau dapat berkesempatan memimpin Provinsi Papua Barat Daya selama lima tahun kedepan.
Elisa Kambu lahir pada 12 Maret 1964 di Kampung Tolak Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Ia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, lahir dari pasangan Alm. Hendrik Kambu dan Y. Kambuaya. Meskipun Elisa kehilangan ayahnya saat masih duduk di bangku SD, Ia tetap melanjutkan pendidikannya dengan tekun hingga menempuh pendidikan tinggi.
Pendidikan dan Karier Awal
Elisa memulai pendidikan dasarnya di SD YPK Arus dan lulus pada tahun 1981. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Ayamaru dan menyelesaikannya pada tahun 1984. Setelah itu, Elisa menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 413 Kampung Baru, Kota Sorong, yang merupakan salah satu SMA tertua di Papua saat ini bernama SMA Negeri 1 dan lulus pada tahun 1987.
Elisa kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, mengambil jurusan Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selama kuliah, Elisa aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, termasuk sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara, Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP, dan Ketua Senat Mahasiswa Uncen. Aktivitasnya dalam organisasi membuatnya terlambat lulus, dan ia baru diwisuda pada tahun 1994.
Setelah lulus, Elisa memulai kariernya sebagai tenaga pendamping Program Sarjana Pendamping Purna Waktu (SP2W) dari Bappenas. Ia ditempatkan di Kecamatan Mindiptanah, Kabupaten Merauke (sekarang Boven Digoel) selama hampir dua tahun. Pada tahun 1996, ia mengikuti seleksi pegawai negeri dan diterima di Merauke.
Elisa menjabat sebagai Kasubag Tata Usaha pada Bagian Umum Setda Merauke, lalu diangkat menjadi Kepala Distrik Fayit, dan kemudian Kepala Distrik Agats selama enam tahun. Kinerjanya yang baik membawanya menjadi Kepala Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Asmat dan kemudian Sekretaris Daerah (Sekda) Asmat pada tahun 2010.
Pada tahun 2013, Elisa sempat terkena nonjob karena dinamika politik. Namun, ini tidak menyurutkan semangatnya. Pada tahun 2015, Elisa memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai Bupati Asmat berpasangan dengan Thomas Eppe Safanpo. Mereka berhasil memenangkan Pilkada Asmat 2015 dengan meraih 53% suara.
Sebagai Bupati Asmat, Elisa fokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan pelayanan kesehatan, dan pendidikan di wilayah yang terisolasi.
Pada Pilkada Asmat 2020, Elisa kembali mencalonkan diri dan terpilih untuk periode kedua, dengan dukungan dari sembilan partai politik, termasuk PDI Perjuangan, Gerindra, PKB, dan Golkar. Suara sah yang mereka dapatkan sebesar 55%.
Setelah dua periode menjabat sebagai Bupati Asmat, Elisa memutuskan untuk maju sebagai Calon Gubernur Papua Barat Daya pada Pilkada 2024, berpasangan dengan Ahmad Nausrau. Pasangan ini didukung oleh Partai Gerindra, PAN, dan PKB. Elisa berkomitmen untuk membawa Papua Barat Daya menjadi lebih maju, aman, dan sejahtera, dengan tetap menjaga kearifan lokal.
Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau tercatat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur pertama di Papua Barat Daya usai dilantik Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto secara serentak bersama 961 kepala daerah lainnya di Istana Negara Kepresidenan di Jakarta, Kamis (20/2/25). (Jharu)
Komentar