SORONG, PBD – Kasus kekerasan saat ini masih terus menerus menghantui anak. Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya menegaskan komitmennya terhadap perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari upaya pencegahan sekaligus penanganan kekerasan terhadap anak di wilayah Provinsi ke-38 di Indonesia itu.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Papua Barat Daya Beatriks Msiren disela-sela peringatan Hari Anak Nasional tahun 2025 bertempat disalah satu hotel di Kota Sorong, Rabu (23/7/25).
Ia mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2023, pihaknya telah menerima sebanyak 39 laporan kasus kekerasan terhadap anak di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
“Kami melakukan pendampingan, pengamanan serta edukasi kepada anak-anak korban kekerasan dengan memberikan pelayanan psikologis untuk memulihkan trauma mereka. Anak-anak korban kekerasan ini sering mengalami gangguan rasa aman dan ketakutan, sehingga perlu penanganan khusus,” ujar Kadis Sosial dan P3A PBD Beatriks Msiren.
Menurut Beatriks, penanganan kekerasan terhadap anak tidak hanya cukup dari sisi hukum, namun perlu pendekatan holistik yang melibatkan keluarga, sekolah hingga masyarakat.
Tak hanya itu, dirinya menyoroti tantangan zaman yang kini semakin kompleks, terutama dengan penggunaan gadget dan media sosial yang tanpa pengawasan dapat berdampak negatif bagi anak-anak.
“Sekarang zamannya sudah berbeda, anak-anak sudah memegang HP sendiri. Orang tua perlu memberi penjelasan kepada mereka tentang konten berbahaya yang dapat berdampak buruk pada masa depan mereka,” terangnya.
Ia mengingatkan betapa pentingnya peran aktif orang tua dalam membimbing dan mendampingi anak-anak dalam penggunaan teknologi, agar tidak terpapar konten negatif maupun kekerasan daring (cyber bullying) yang kini marak terjadi.
“Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terus mengembangkan berbagai program edukasi dan layanan konseling yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang aman dan sehat bagi anak-anak,” paparnya.
Dirinya menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat serta keluarga untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang melindungi dan mendorong anak-anak menjadi pribadi yang tangguh, mandiri dan berprestasi.
“Anak-anak adalah masa depan Papua Barat Daya. Kita semua bertanggungjawab memastikan mereka tumbuh dalam suasana yang aman, terlindungi, dan penuh kasih sayang,” tandasnya. (Jharu)









Komentar