Kasus Kekerasan hingga Pedofilia di Papua Barat dan Papua Barat Daya Meroket Tajam, Ini Tanggapan Kapolda Papua Barat 

SORONG, PBD – Saat ini tren kasus kekerasan, penganiayaan, pemukulan terhadap anak hingga kejahatan seksual terhadap anak (pedofilia) di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya meroket tajam.

Hal ini ditanggapi serius oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Daniel Tahi Silitonga, saat ditemui beberapa Insan Pers di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat siang (12/5/23).

“Kejadian ini sebenarnya sudah terjadi dari dulu, terungkapnya saat ini memang melalui media sosial yang berperan aktif. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh awak media dan media sosial yang sudah mengungkap ini ke publik,” kata Kapolda Papua Barat, Irjen Daniel Tahi Silitonga, Jumat siang (12/5/23).

Lebih lanjut, menanggapi tren kasus kekerasan, penganiayaan, pemukulan terhadap anak hingga pedofilia di Papua Barat dan Papua Barat Daya yang saat ini telah meroket tajam, pihaknya berkomitmen dalam memberikan tindakan-tindakan kepolisian yang sesuai dan sepadan dengan kasus tersebut, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Kami akan memberikan tindakan-tindakan kepolisian yang sesuai dan sepadan dengan kejadian ini,” tegasnya.

Disambungnya bahwa, para pelaku dari beberapa kejahatan ini disampaikannya merupakan orang tua hingga orang-orang terdekat korban, sehingga pihaknya berpikir dalam hal pemberian hukuman, agar kedepannya tidak menimbulkan kesakitan yang berulang dalam keluarga.

“Begini, para pelaku yang beberapa kejadian inikan adalah orang tua hingga orang dekat, kita juga berpikir dalam memberikan penghukuman itu, jangan sampai menimbulkan kesakitan yang berulang dalam keluarga. Kami berpikir agar penyelesaian ini secara manusiawi, tetapi hukuman tetap akan dilakukan,” jelas polisi berpangkat bintang dua itu.

Kemudian, ditambahkan lulusan Akpol 1990 ini bahwa, pihaknya akan terus menerus berkoordinasi dalam menentukan hukuman yang tepat untuk diberikan kepada pelaku kejahatan.

“Makanya kita berkonsultasi dan terus rapat bersama untuk menentukan kira-kira hukuman yang paling pas,” lugasnya. (Jharu)

Komentar