SORONG, PBD – Nongkrong di cafe bareng teman, kerabat hingga pujaan hati sambil mengobrol adalah hal yang paling membahagiakan, ditambah lagi suasana cafe yang estetik dan rindang dijamin nongkrong jadi asik. Auto nongki (nongkrong kekinian red) lebih seru dan mengasyikan.
Di Kota Sorong, Papua Barat Daya, saat ini sedang menjamurnya cafe diberbagai penjuru dari Ibukota Provinsi Papua Barat Daya ini. Tak perlu bimbang dan khawatir, banyak cafe yang nyaman untuk dijadikan tempat nongkrong, salah satunys cafe yang direkomendasikan dan wajib dikunjungi yakni Cafe Belantara.
Untuk lokasinya, Cafe Belantara ini beralamat di Jalan Puyuh No. 3 Kampung Pisang HBM, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Selain memiliki nama yang unik, Cafe Belantara ini mempunyai tempat yang cukup luas dan asri, sebab terdapat banyak tanaman yang menghiasi tiap sudut tempat ini. Memiliki bangunan tradisional dengan didominasi elemen kayu menjadikan tempat ini sangat instagramable. Apalagi saat malam minggu tiba, ada live musik alat tradisional yang dinyanyikan artis lokal Papua.
Saat ditemui Sorongnews.com, Penanggungjawab Cafe Belantara, Markus Wafom mengatakan, bahwa konsep cafe yang disajikan pihaknya yakni untuk mendorong kearifan lokal Papua.
“Bicara konsep cafe, di Kota Sorong ini cafe sudah banyak dan beragam. Kami coba untuk dorong kearifan lokal, ini ada berapa ciri khas Papua yang kami dorong dari kami orang asli Papua sendiri,” kata Penanggungjawab Cafe Belantara, Markus Wafom saat ditemui Sorongnews.com, Sabtu malam (5/8/23).
Disambungnya bahwa, pihaknya menyajikan berbagai hasil karya kerajinan anak muda asli Papua, sehingga berkomitmen bersama guna mengkampanyekan kearifan lokal agar lebih dikenal luas.
Kemudian disebutkannya, selain cafe, terdapat perpustakaan mini, galeri dan bengkel kerajinan yang bertujuan sebagai tempat edukasi terkait kearifan lokal Papua.
“Disini ada banyak ornamen khas Papua dari hasil karya kerajinan. Selain cafe, disini juga terdapat perpustakaan mini, galeri, dan bengkel kerajinan, konsepnya dorong kearifan lokal, kami kelola untuk memajukan dan mengkampanyekan kearifan lokal Papua, sekaligus memberikan edukasi kepada para pengunjung” terang anak muda asli Papua itu.
Dibeberkannya bahwa, awal mula terbentuk tempat ini berawal dari hasil diskusi anak muda asli Papua yang tergabung diberbagai komunitas, sehingga melahirkan gagasan untuk mengangkat kearifan lokal Papua.
“Ini sebenarnya hasil diskusi dari gabungan komunitas anak-anak asli Papua, baik dari perkumpulan belantara, bengkel budaya serta komunitas lainnya yang mempunyai konsepnya masing-masing. Kami lihat saat ini banyak tempat mempunyai ciri khasnya sendiri, akan tetapi jarang sekali yang mengangkat kearifan lokal, kami muncul untuk dorong itu, mengkampanyekan berkaitan dengan hal-hal kebudayaan Papua,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, dipaparkannya bahwa, bengkel budaya yang terdapat disalah satu sisi tempat ini sebagai tempat melatih keterampilan untuk pahat, ukir, membatik, membuat noken bahkan melakukan pengolahan pangan lokal dari bahan dasar keladi.
“Di bengkel budaya, ini tempat melatih untuk pahat, ukir, membatik, membuat noken bahkan sebagai tempat pengolahan pangan lokal berupa kripik dari bahan keladi, semuanya untuk mengkampanyekan kearifan lokal kami orang asli Papua,” paparnya.
Selanjutnya, saat ditanyakan terkait program Pengembangan Perekonomian Pemuda (Papeda) yang dicanangkan oleh Pj Gubernur Papua Barat Daya yang peruntukan terhadap anak muda asli Papua yang terjun kedalam dunia kewirausahaan berupa pinjaman tanpa anggunan bagi pengusaha muda Papua. Markus menyampaikan bahwa dirinya belum mengetahui perihal program Papeda.
“Saya kurang tau kalau untuk program seperti itu,” tandasnya.
Cafe Belantara ini buka setiap harinya, mulai pukul 11.00 WIT hingga 21.00 WIT. Spesial untuk Sabtu Malam, cafe ini menyajikan live musik akustik yang dapat menghibur malam mingguan para pengunjung dengan menu yang ringan di kantong. (Jharu)
Komentar