Kabar Gembira, Wisatawan Tiongkok Siap Banjiri Papua Barat Daya, Cocos Tour Buka Jalur Cina, Manado – Sorong

SORONG, PBD – Industri pariwisata Papua Barat Daya mulai dilirik oleh pelaku wisata internasional. Cocos Tour Indonesia, perusahaan travel yang berpengalaman membuka jalur wisata dari Tiongkok ke Indonesia, kini menyiapkan langkah strategis untuk membuka trip wisata Cina – Sorong.

Direktur Bisnis Wilayah Asia Timur Cocos Tour, Dino Gobel, mengungkapkan bahwa sejak 2017 pihaknya telah membuka penerbangan langsung dari Cina ke Manado. Meski sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, layanan tersebut kembali bergeliat sejak tahun 2022 melalui program travel charter dari berbagai kota besar di Tiongkok seperti Shanghai, Guangzhou, Shenzhen an Taipei menuju Manado.

“Potensi dan nama Raja Ampat ini menjadi incaran wisatawan Cina. Mereka usulkan kalau bisa bandling Cina – Manado dan Raja Ampat. Jika perjalanan yang misalnya seminggu dulu full di Manado, maka berikutnya bisa 4 hari di Manado, sisanya 3 hari di Raja Ampat,” ungkap Dino.

Ia juga mengapresiasi Gubernur Papua Barat Daya, Kepala Dinas Pariwisata dan kepala Dinas Perhubungan yang hadir langsung mendengarkan pemaparan bisnis tour tersebut.

“Perekonomian memang lagi sulit, tapi sektor wisata tak pernah surut, apalagi di Cina pertumbuhan ekonomi paling tinggi. Disini saya melihat komitmen seorang pimpinan kepala daerah, Pak Gubernur sebagai CEO yang memiliki komitmen mengembangkan pariwisata demi meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya sangat baik,” puji Dino.

Ia berharap dengan dukungan Pemerintah daerah, asosiasi hotel, travel agen dan media massa, dapat membuka peluang – peluang baru dalam sektor wisata di wilayah Asia Timur khususnya di Papua Barat Daya.

Menanggapi rencana tersebut, Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu memberikan apresiasi terkait rencana tersebut. Apalagi sejak 8 Agustus lalu, Bandara DEO Sorong telah dinyatakan sebagai bandara Internasional oleh Kementerian Perhubungan.

“Jika dibandingkan Manado, fasilitas dan infrastruktur di Papua Barat Daya masih belum memadai. Namun untuk kekayaan alam tidak ada yang menyamai Raja Ampat dan wilayah lain disini,” ujar Elisa Kambu.

Oleh karena itu, Pemerintah mendorong agar kedatangan wisatawan Cina di Papua Barat Daya membuka peluang baru untuk investasi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Papua Barat Daya

Kepala Dinas Perhubungan, Papua Barat Daya, Viktor Solossa, menambahkan bahwa pihaknya tengah mempercepat penyelesaian 17 tahapan administrasi Bandara DEO baru.

“Target kami, Februari tahun depan bandara baru sudah bisa dibuka secara reguler untuk penerbangan internasional. Prinsipnya, kami siap mendukung penuh agar penerbangan internasional bisa terwujud,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo menambahkan bahwa selain sektor wisata, wilayah ini juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk memperkuat daya saing ekonomi daerah.

“Akan ada dampak lain selain pariwisata, salah satunya menghidupkan KEK di Sorong,” imbuh Yusdi.

Wakil ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Papua Barat Daya, Nyoman Bagiarta, memastikan bahwa sektor perhotelan dan restoran siap menyambut wisatawan internasional.

“PBD memiliki banyak hotel yang layak huni dan kalau bisa jangan langsung ke Raja Ampat tapi bisa juga menginap di Kota atau Kabupaten Sorong,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASITA) Papua Barat Daya. Ketua ASITA, Ricky Utdencha, menegaskan bahwa 14 travel agent yang terdaftar di PBD siap bersinergi dengan Cocos Tour.

“Kami sarankan agar Cocos travel dapat berkolaborasi dengan Asita untuk pastikan promosi dilakukan secara positif agar citra Raja Ampat dan Papua Barat Daya tetap terjaga baik di mata wisatawan dunia,” tuturnya.

Langkah Cocos Tour bersama pemerintah daerah diharapkan menjadi pintu awal bagi kebangkitan pariwisata internasional di kawasan timur Indonesia, sekaligus menjadikan Papua Barat Daya sebagai destinasi baru unggulan Asia Timur. (Oke)

Komentar