SORONG, PBD – Yayasan Peduli Komunitas Dukungan Sebaya (YPKDS), melaksanakan koordinasi terkait membangun sistem keberlangsungan ketersediaan logistik obat (ARV-TB dan Commodity Service Delivery and Distribution Mechanism), bertempat di Cafe La Family, Selasa 16/05/23.
Diawali dengan pelaporan ketersediaan logistic kesehatan penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Sorong, seperti ARV TLE (Anti Retroviral), ARV TLD (Tenovofir, Lamivudine, Dolutegravir), DTG (Dolutegravir), Kondom serta Reagen 1, 2 dan 3 di layanan kesehatan tingkat puskemas se Kota Sorong dan Rumah Sakit Sele Be Solu.
Proses koordinasi dilanjutkan dengan diskusi antara unit-unit pelaksana ditingkat Distrik perwakilan Puskemas dengan Perwakilan RS Sele Be Solu dan Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Sorong.
Dalam penjelasannya, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Sorong, Jenny Isir mengungkapkan ketersediaan obat-obat bagi penderita HIV di Kota Sorong akan sangat tergantung dari sistem laporan dari masing-masing unit pelaksana.
“Persediaan akan aman jika pelaporan dari masing-masing pelayanan kesehatan masuk (puskemas), biar obat yang dikirim dari pusat sesuai dengan yang dilaporkan”, jelas Kabid P2P, Jenny Isir.
Sedangkan Ruslan, perwakilan RS Sele Be Solu mengungkapkan, bahwa penanganan HIV dan penyakit menular lainnya membutuhkan program dan penanganan khusus.
“Harus kita pikirkan secara khusus terkait program penanganan HIV AIDS dan Hepatitis, akan lebih baik jika ada teknologi yang digunakan untuk mencatat itu semua”, terang Ruslan.
Ia juga memastikan, bahwa persediaan untuk obat-obatan baik lini pertama dan lini kedua bagi penderita HIV di Kota Sorong tercukupi.
“Kita perbaharui persediaan setiap bulan, terkait dengan obat-obatan penyakit menular,” jelasnya.
Ia menjelaskan, jika dalam sistematika pendistribusian obat-obatan khusus seperti HIV AIDS, harus melalui beberapa tahapan.
“Istilah di Kota Sorong itu, RS Sele Be Solu itu Satelit induk, unit-unit Satelit itu puskemas dan klinik. Jika laporan dari unit-unit satelit tepat waktu, maka persediaan obat-obatan akan tepat dengan sendirinya. Karena setiap bulan laporannya secara online. Sehingga pengiriman obat juga tepat waktu”, bebernya.
Sedangkan pada bulan April 2023 kemarin, ada beberapa jenis obat khusus yang masuk kedalam kategori Kadaluarsa. Sehingga dia memastikan, bahwa obat-obatan yang tersedia saat ini masa kadaluarsanya sampai bulan oktober.
“Yang menjadi masalah dikita masih adanya unit-unit Satelit yang mengirim laporan tidak tepat waktu, sehingga mempengaruhi Satelit induk dalam proses pelaporan setiap bulannya dan itu mempengaruhi pasokan obat setiap bulannya”, terangnya.
Kegiatan koordinasi ini dihadiri oleh perwakilan RS Sele Be Solu,
Kabid P2P Dinas Kesehatan Kota Sorong, perwakilan Puskemas se- Kota Sorong, Yayasan Papua Lestari, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Sorong, Sorong Sehati, Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). (541)
Komentar