SORONG, PBD – Rektor Universitas Muhammadiyah (Unamin) Sorong, Dr. Muhammad Ali dan Rektor Universitas Victory, Dr. Tagor Manurung menjadi pembicara dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Polda Papua Barat di salah satu hotel di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (25/7/24).
Kasatgas Binmas Papua Barat Daya, AKBP Frengky S. Lopulalan mewakili Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Johnny Eddizon Isir menjelaskan bahwa FGD dalam rangka meningkatkan kesadaran terhadap Harkamtibmas guna menyongsong pelaksanaan Pemilukada yang damai, sejuk dan kondusif menghadirkan 2 akademisi yaitu Rektor Universitas Muhammadiyah (Unamin) Sorong dan Universitas Victory (Unvic) Sorong.
Rektor Unvic, Tagor Manurung memaparkan terkait peran civitas akademika dalam Pemilukada 2024, yaitu pertama edukasi politik, dimana civitas akademika harus dapat memberikan informasi dan pembelajaran berimbang, objektif sehingga masyarakat dapat memilih dengan bijak. Kedua pemantau pemilu, dimana civitas akademika dapat terlibat dalam memantau proses Pemilu dan memastikan proses sesuai tahapan, transparan dan berkeadilan dan ketiga, mediasi konflik yaitu diharapkan civitas akademika dapat menjadi mediator saat terjadinya konflik guna mencari solusi yang adil dan komprehensif.
“Sedangkan untuk peran tokoh pemuda dan pemudi dalam Pilkada 2024, mendorong partisipasi pemilih. Jadi jangan golput, mengajak orang lain untuk tidak golput melalui media sosial atau lainnya. Kemudian peran lainnya menciptakan kedamaian dengan himbauan mengajak semua pihak untuk menghindari provokasi, ujaran kebencian, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan. Menjalin dialog dan komunikasi serta mengajak semua pihak untuk membangun kesadaran pentingnya Pilkada yang damai tanpa konflik dan kekerasan,” ujar Tagor.
Ia juga mengingatkan agar media massa melalui karya-karya jurnalistik harus profesional memberitakan berita yang menyejukkan selama pilkada. Membendung berita hoax dari media sosial dan menjadi referensi informasi oleh masyarakat.
Sementara, Rektor Unamin Sorong, Muhammad Ali mengatakan untuk mendapatkan pemilukada yang damai, ada rumus 3 P yaitu Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan makna damai itu sendiri.
“Semua orang pasti maunya damai, karena damai dulu baru bisa bersatu. Kedamaian itu muncul maka orang bisa bersatu. Membangun suatu negara kan syaratnya harus bersatu padu, kemerdekaan Indonesia itu kan bisa diperoleh karena persatuan rakyat Indonesia. Nah kalau sudah paham soal damai, maka dihayati apa yang dapat dilakukan untuk merasakan kedamaian. Bukan damai yang fatamorgana ya, tapi kedamaian yang hakiki. Kemudian terakhir, bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ali.
Ia menambahkan jika ada kedamaian di pikiran, maka kedamaian itu akan tiba di hati, jiwa dan raga.
Oleh karena itu, Ia mengajak kepada seluruh elemen untuk memiliki pikiran yang damai, hati yang damai agar tindakan jiwa dan raga juga dapat damai.
Terlihat hadir dalam kegiatan tersebut, sejumlah Mahasiswa perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi perempuan, komunitas masyarakat, insan pers turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Peserta nampak antusias mengajukan sejumlah pengalaman maupun pertanyaan kepada nara sumber. (Oke)
Komentar