SORONG, PBD – Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Sorong Raya sukses menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) XI Tahun 2025 bertempat di Grha Yabsirah, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Minggu (28/12/25).
Pelaksanaan Konfercab XI tersebut mengusung tema ‘Revitalisasi HMI-MPO, Kader Solid HMI Kuat’ sebagai ikhtiar guna memperkuat kembali konsolidasi organisasi pasca dinamika internal yang sempat terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Konfercab XI ini dihadiri jajaran Pengurus Cabang HMI-MPO Sorong Raya, pengurus komisariat, kader HMI-MPO, senior dan alumni, serta sejumlah pihak terkait lainnya.
Rangkaian Konfercab XI dilaksanakan melalui beberapa pleno yang membahas agenda strategis organisasi, mulai dari penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Cabang HMI-MPO Sorong Raya periode 2024–2025 hingga pemilihan formatur Ketua Cabang periode 2025–2026.
Dalam forum tersebut, Solihin Maduwane Beyete ditetapkan secara aklamasi dan resmi sebagai Formatur Ketua terpilih HMI-MPO Cabang Sorong Raya periode 2025–2026. Diketahui, Solihin sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan Anggota (PA) pada kepengurusan sebelumnya.
Dalam penyampaiannya, Formatur Ketua terpilih HMI-MPO Cabang Sorong Raya periode 2025–2026, Solihin Maduwane Beyete menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan sebagai representasi utama gerakan Himpunan Mahasiswa Islam.
“Kedepan, kita ingin menyatukan seluruh kader dan membentuk kader yang berkualitas serta berintegritas, baik dari sisi keilmuan maupun dari sisi gerakan,” kata Formatur Ketua terpilih HMI-MPO Cabang Sorong Raya, Solihin Maduwane Beyete.
Dirinya menekankan pentingnya menjaga solidaritas Cipayung Plus serta peran HMI-MPO dalam mengawal kebijakan dan kinerja pemerintah daerah, khususnya di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
“Sebagai cabang yang berada di Provinsi Papua Barat Daya, HMI-MPO Sorong Raya harus tetap solid dan kritis dalam mengawal program-program pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten-kota,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua HMI-MPO Cabang Sorong Raya periode 2024–2025, Sahrul Kubal menegaskan bahwa Konfercab bukan sekadar agenda formal organisasi, melainkan ruang dialektika untuk menguji relevansi gagasan HMI di tengah tantangan zaman.
“Konferensi ini bukan rutinitas birokrasi semata, tetapi ruang dialektika untuk menguji sejauh mana gagasan kita mampu menjawab disrupsi zaman,” tegas Sahrul Kubal.
Ia mengutip pemikiran Nurcholish Madjid yang menyebut HMI sebagai organisasi kader, dimana kekuatan utamanya terletak pada kualitas berpikir dan kedalaman pengabdian, bukan sekadar kuantitas anggota.
Asrul sapaan akrabnya turut mengajak seluruh kader untuk jujur pada sejarah. Menurutnya, konflik internal yang terjadi pada tahun 2022 harus menjadi pelajaran berharga yang tidak boleh terulang.
“Kita berdiri di atas puing-puing dualisme yang sempat membelah rumah besar kita. Konflik itu menguras energi intelektual dan emosional. Saya berharap ini menjadi fragmen konflik terakhir dalam sejarah cabang kita,” tuturnya.
Dalam suasana reflektif, ia kembali mengingatkan pentingnya membumikan nilai dasar HMI sebagaimana diwariskan pendiri HMI, Lafran Pane yakni ‘Saya Lillahi Ta’ala untuk HMI’.
“Di tanah Sorong Raya, Papua Barat Daya, di tanah Papua yang penuh keberkahan ini, kalimat tersebut harus menjadi titik pijak transendental kita. Kita tidak hanya ber-HMI, tetapi menjaga nyala api keislaman dan keindonesiaan di garda terdepan Papua,” terangnya.
Pada kesempatan itu, dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh kader atas berbagai keterbatasan dan dinamika selama masa transisi kepengurusan. Ia turut mengapresiasi peran senior dan alumni yang terus memberikan dukungan moril dan pemikiran hingga tercapainya momentum rekonsiliasi organisasi.
Lebih lanjut, Asrul menilai tantangan HMI kedepan tidak hanya berkutat pada persoalan internal, tetapi juga pada kemampuan menjawab perubahan global, termasuk perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan dinamika geopolitik dunia.
“Kita membutuhkan pemimpin yang bukan hanya piawai beretorika di podium, tetapi mampu menghibahkan waktu dan hatinya untuk merawat kader di akar rumput,” paparnya.
Dirinya menegaskan bahwa Ketua terpilih bukan sekadar pemenang suara, melainkan pemegang mandat persatuan.
“Legitimasi kepemimpinan tidak hanya terletak pada ketukan palu sidang, tetapi pada kemampuan merangkul kembali kader-kader yang sempat berseberangan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, saat ini Formatur Ketua terpilih Solihin Beyete bersama 4 mide formatur lainya memiliki tugas menyusun komposisi lengkap kepengurusan HMI-MPO Cabang Sorong Raya periode 2025–2026. (Jharu)









Komentar