Hasil Sidak TPID, Harga Kebutuhan Pokok Alami Fluktuasi Jelang Puasa

SORONG, PBD – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan pengecekan harga kebutuhan pokok di toko retail dan pasar Remu Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (28/2/25).

Kepala bagian perekonomian Pemkot Sorong, Milan Latumeten selaku tim TPID mengatakan bahwa pengecekan dilakukan di 2 tempat berbeda yaitu di Toko retail Bone Indah dan pasar Remu Kota Sorong.

Dimana di Bone Indah diketahui Gula pasir perkilogram Rp18.000, telur 1 ram Rp63.000, minyak goreng minyakita Rp16.000 perliter, ayam beku Rp36.000 perkilogram, beras merk Bebek Rp16.000 perkilogram, beras merk semangka Rp15.500, beras merk jambu Rp15.009 perkilogram dan beras merk jagung manis Rp14.500 perkilogram.

Sementara di pasar remu, harga bawang merah Rp40.000 perkilogram, bawang putih Rp45.000 perkilogram, tomat Rp20.000 perkilogram, cabe rawit Rp60.000 perkilogram.

“Menjelang Bulan Puasa, harga bahan pokok seperti beras, gula relatif stabil sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi), Tetapi untuk daging ayam dan telur harga variatif, di bone indah murah, tapi belum tentu di supermarket yang lain sama. Sedangkan untuk Minyakita sesuai HET seharusnya Rp15.700 tapi yanh terjadi harga sampai 16.000/liter, ini karena pembelian dari distributor atau produsen minyakita (D1,D2) yang perlu di atur lagi untuk harga, agar di saat toko atau kios menjual Minyakita tetap di Harga Eceran Tertinggi atau HET,” ujar Milan.

Ditambahkan oleh ha bahwa harga bahan pangan seperti rica, tomat, bawang merah, bawang putih, wortel mengalami sedikit kenaikan harga dibandingkan hari sebelumnya.

“Tetapi fenomena kenaikan harga biasa terjadi menjelang moment keagamaan seperti awal bulan puasa maupun hari besar keagamaan. Apabila rantai pasoknya lancar seperti kapal yang membawa barang dari luar sorong maupun ada ketersediaan pangan lokal yang berasal dari kabupaten Sorong, maka barang akan selalu ada dan ckup, dan harganya juga fluktuatif setiap hari bisa berubah-ubah bisa mahal dan bisa murah khusus untuk bahan pangan,” lanjut Milan.

Mengingat Kota Sorong adalah kota jasa yang bukan daerah penghasil bahan pangan dan sebagian besar masih bergantung pasokannya dari daerah lain, maka TPID selalu melakukan pengawasan agar tidak terjadi kepanikan warga dengan membeli tidak wajar.

“Untuk itu, kami himbau kepada pelaku usaha dan produsen agar memperhatikan HET, agar tidak menahan barang dan menumpuk barang di gudang yang kemudian menjual dengan harga yang tinggi. Intinya tidak boleh ada spekulasi harga,” tegas Milan.

Ia berharap agar perputaran ekonomi di Kota Sorong dapat berjalan imbang antara penjual dan pembeli, agar stabilitas ekonomi tetap terjaga. (Oke)

___ ___ ___ ___

Komentar