SORONG, – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menggelar webinar dalam rangka memperingati 80 tahun Prof. Bagir Manan, Kamis (16/10/21). Bagir Manan merupakan Ketua Dewan Pers Indonesia periode 2010-2013 dan juga adalah mantan Ketua Mahkamah Agung periode 2001-2008.
Sejumlah tokoh senior pers hingga akademisi hadir dalam memberikan ucapan serta kesannya selama mengenal sosok Prof Bagir Manan, antara lain mantan Menkominfo Rudiantara, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal Depari, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Samito Madrim, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Yadi Hendriana, Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) IISIP Jakarta Mulharnetti Syas, Ketua Komisi I DPR RI Mutia Hafidz dan masih banyak lagi.
Ketua Umum FJPI, sekaligus Pemred IDN Times, Uni Lubis mengatakan peran Bagir Manan dalam pembentukan FJPI. Ia mengatakan bahwa pada awal mulanya FJPI yang lahir dari jurnalis perempuan di Medan Sumatera Utara (SUMUT) dianggap sebagai organisasi pesaing organisasi pers lainnya. Namun Bagir Manan terus menguatkan bahwa kehadiran FJPI bukan sebagai organisasi pesaing, melainkan organisasi pelengkap dari organisasi pers yang sudah ada.
Uni berharap dengan webinar yang dilakukan oleh FJPI dapat kembali merefleksikan jasa dan kebaikan Bagir Manan yang telah mencapai usia 80 tahun dan semua pemikirannya dapat menjadi inspirasi oleh setiap generasi.
Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S Depari mengatakan sosok Bagir Manan adalah inspirasi bagi insan pers. Bahkan, Atal menyampaikan bahwa Bagir adalah salah satu tokoh yang gencar mewajibkan seluruh insan pers untuk mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW).
“Kompetensi itu penting bagi wartawan. Salah satu syarat kompetensi adalah uji kompetensi,” kata Atal mengikuti perkataan Bagir padanya saat itu.
Menurut Atal, pemikiran Bagir masih dibutuhkan untuk insan pers dan juga media saat ini. Sehingga, segala pemikiran untuk memajukan media harus dipresentasikan pada Bagir.
“Saya kira pemikiran Pak Bagir Manan masih perlu dibutuhkan. Harus dipresentasikan apapun rencana-rencana kita pada Pak Bagir Manan,” terangnya.
Sementara itu, Pemred Kompas TV, Rosiana Silalahi mengungkapkan apresiasinya pada Bagir yang selama menjabat tidak memanfaatkan jabatan dan kekuasaannya untuk membungkam pers. Bahkan, Ia mengapresiasi Bagir yang saat itu terseret perkara korupsi tidak membungkam pers, malah sebaliknya, datang ke salah satu televisi nasional untuk mengklarifikasi semua tudingan yang ditujukan kepadanya.
“Pak Bagir tidak menggunakan alat kekuasaan untuk membungkam pers, tidak menggunakan alat kekuasaan untuk menelepon redaksi, sebagaimana sering dilakukan oleh pejabat di negeri ini,” ujar Rosi.
Menurutnya, Bagir Manan adalah tokoh teladan dan insipirasi bagi semua orang, terutama bagi insan pers.
Komentar