SORONG, PBD – Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen IKP Kominfo) menggelar Forum Literasi Politik, Hukum dan Keamanan Digital (Firtual) Masa Depan Cerah untuk Perempuan dan Anak dalam Hak dan Kesempatan yang Setara, bertempat di Aula Keik Kok kantor LPP RRI Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (8/8/24).
Pantauan Sorongnews.com, kegiatan Firtual tersebut diikuti ratusan mahasiswa-mahasiswi dari sejumlah perguruan tinggi Kota Sorong dan Kabupaten Sorong dengan menghadirkan narasumber yang handal dan mumpuni dalam bidangnya yakni Fasilitator Daerah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Papua barat Daya, Setiyo Hastiarwo dan Content Creator dan Miss Papua 2018, Ludia Amaye Maryen.
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM Ditjen IKP Kominfo, Astrid Ramadiah Wijaya mengatakan bahwa, dengan pelaksanaan kegiatan Firtual ini, kedepannya informasi yang telah disampaikan dapat menyebar kepada lainnya, sehingga program pemerintah terkait Papua sehat maupun Papua Pintar informasinya dapat diakses oleh semua pihak.
“Kita targetnya ya informasi ini bisa tersebar ke anak-anak Papua, dan mereka bisa menyebarkan informasi ini ke teman-temannya, ke lingkungannya, ke keluarganya. Jadi informasi itu tidak stop dikegiatan ini, tetapi Informasi ini bisa tersebar melalui mereka, baik lewat media sosial nanti mereka posting atau menginfokan ke keluarganya, ke teman-temannya, ke lingkungannya, kalau program pemerintah terkait Papua sehat, Papua Pintar,itu banyak informasinya yang bisa diakses,” kata Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Hukum dan HAM Ditjen IKP Kominfo, Astrid Ramadiah Wijaya.
Lebih lanjut, disebutkannya bahwa, terdapat upaya konkret yang dilakukan pemerintah dalam hal memajukan kesejahteraan masyarakat Papua saat ini melalui perbaikan dan peningkatan yang tertuang dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan serta komunikasi dan teknologi informasi.
Tak hanya itu, dirinya menekankan bahwa berbagai pembangunan yang dilakukan di Papua saat ini harus senantiasa dirasakan manfaatnya termasuk bagi perempuan dan anak-anak, sehingga pemenuhan hak dan kesempatan yang setara bagi perempuan dan anak-anak Papua penting untuk diperjuangkan bersama.
“Tentunya anak-anak Papua harus dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dalam mendapatkan pendidikan yang layak, pelayanan kesehatan yang memadai serta memperoleh kasih sayang dari orangtuanya, sehingga harus dirasakan manfaatnya seperti itu,” terangnya.
Dirinya menginginkan hak perempuan Papua sama seperti hak perempuan di seluruh dunia yakni sama-sama berhak memperoleh pendidikan, layanan kesehatan, perlindungan keamanan serta partisipasi dalam segala aspek kehidupan.
Sementara itu, Fasilitator Daerah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Papua barat Daya, Setiyo Hastiarwo menuturkan bahwa, terdapat 4 aspek penting dalam peningkatan kualitas diri yang harus disiapkan bagi generasi penerus bangsa dalam hal ini generasi muda.
“Yang ditekankan peningkatan kualitas diri dalam menyiapkan 4 aspek yaitu meningkatan keterampilan untuk lebih kreatif, keterampilan untuk lebih kritis, kemampuan dalam berkomunikasi dan kemampuan untuk bekerjasama,” tutur Fasilitator Daerah Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Papua barat Daya, Setiyo Hastiarwo.
Disampaikan bahwa, 4 aspek penting dalam peningkatan kualitas diri yang harus disiapkan bagi generasi muda itu merupakan kebutuhan mendesak, apabila tidak dilaksanakan maka kedepannya akan kualahan.
“Ini kebutuhan mendesak (4 aspek penting peningkatan kualitas) harus kita siapkan untuk anak-anak muda kita, kalau tidak, nanti akan kualahan,” ujarnya.
Disamping itu, dirinya membeberkan bahwa, isu kekerasan di Papua Barat Daya terhadap perempuan dan anak dinilainya masih sangat tinggi, sehingga dirinya meminta apabila terjadi kekerasan ditengah-tengah lingkungan masyarakat jangan bersifat malas tau dengan keadaan yang terjadi dan meminta untuk dapat berani speak up (berbicara) agar segera dilakukan penanganan oleh pihaknya.
“Isu kekerasan di Papua Barat Daya ini masih sangat tinggi, oleh karena itu upaya pencegahan tetap kita kembangkan, upaya penanganan untuk berani speak up (berbicara) sekiranya terjadi kasus kekerasan pada dirinya maupun lingkungannya, jangan ada bahasa malas tau, ah yang penting bukan saya, tidak seperti itu, walaupun itu bukan keluarganya, bukan temannya, kalau memang ada di lingkungannya, ayo berani speak up, sehingga segera dilakukan penanganan oleh kami,” pintanya.
Dirinya berharap, semua pihak termasuk generasi muda dapat bermitra dengan pihaknya guna ikut berperan andil bersama-sama bangkit berdaya dalam mendorong masa depan cerah untuk perempuan dan anak dalam hak dan kesempatan yang setara.
“Yang pengen kita dapat itu, siapapun termasuk anak-anak yang ikut tadi (peserta Firtual) menjadi mitra untuk kami, mitra kami untuk sama-sama bangkit berdaya, terutama perempuan dan anak, karena inflasi cukup tinggi ketimpangan antara perempuan dan laki-laki di Papua Barat Daya itu berperan di ranah publik, mari bermitra dengan kami, karena kami tidak bisa berkerja sendiri,” harapnya. (Jharu)
Komentar