DPRD Kota Sorong Tanggapi Stigma Masyarakat Perihal Tak Hadirnya Sosok Pejabat Pilihan Rakyat di Tengah Gempuran Banjir!

SORONG,- Bencana banjir yang terjadi disebagian besar wilayah kota Sorong, Papua Barat, selasa, 23 agustus lalu, menjadi duka tersendiri yang menyelimuti masyarakat di kota Sorong. Dimana, sebagian besar ruas jalan protokol hingga pemukiman masyarakat terendam banjir.

Bahkan, sebagian wilayah Kota Sorong ini terkepung banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa. Selain itu, bencana banjir yang terjadi beberapa hari yang lalu mengakibatkan menewaskan setidaknya 3 korban jiwa akibat tertimbun longsor yang terjadi di lokasi berbeda, hingga mengakibatkan beberapa masyarakat mengalami luka ringan serta jatuh sakit akibat banjir yang terjadi.

Kemudian, hal ini membuat sebagian masyarakat di kota Sorong menilai tak ada perhatian khusus dan lebih dari pemerintah daerah, salah satunya dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Sorong, Papua Barat.

Menanggapi persoalan ini hingga mencuatnya stigma dari masyarakat atas tak hadirnya sosok Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Sorong ditengah-tengah masyarakat saat terjadinya gempuran banjir yang menimpa sebagian besar wilayah tersebut.

Ditanggapi dengan tegas oleh Ketua Komisi III DPRD kota Sorong, Auguste C.R. Sagrim, kepada sejumlah Wartawan saat ditemui di kantor DPRD kota Sorong, Senin siang (29/8/22).

“Menyangkut dengan DPRD, saya percaya bahwa hari ini teman-teman tidak turun secara kelembagaan, tapi jangan salah, masing-masing teman-teman DPRD ini, terbagi dalam daerah pilih (Dapil), dan mereka (anggota DPRD) tentunya di lingkungan bersama dengan rakyat, masyarakat konstituen mereka (anggota DPRD) yang terkena dampak banjir, tangan mereka (anggota DPRD) sudah sampai, tapi tidak perlu diekspose (dipublikasikan) saja, prinsip kami kerja dalam diam, tak perlu diekspose (dipublikasikan) juga, tidak penting banget,” bebernya.

Dijelaskan Gusti Sagrim bahwa, banjir ini bukan hanya terjadi di satu wilayah saja, namun hampir di semua wilayah di kota Sorong terjadi banjir, maka pihak percaya bahwa, masyarakat hingga pihaknya pun terdampak dengan banjir yang terjadi saat ini, sehingga pihaknya secara bersama-sama tak tinggal diam dalam mengatasi persoalan ini.

“Kami percaya bahwa hari ini kami tidak tinggal di surga, kami tidak tinggal di Jakarta, tapi kami tinggal di kota Sorong, kami tinggal di tempat mereka (masyarakat) yang terdampak banjir, ketika mereka (masyarakat) terdampak banjir, tidak mungkin kami diam, kami juga ambil bagian, cuma di wilayah kerja kami masing-masing, tidak atas nama lembaga, secara individu sebagai pejabat yang dipilih langsung oleh masyarakat, kami melakukan itu, cuma tidak perlu diekspose (dipublikasikan) saja, teman-teman di DPRD semua lakukan itu,” tutupnya. (Jharu)

Komentar