SORONG,- Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, namun berbeda halnya dengan kematian yang dialami oleh Pilfia (4) dan Tania (2) yang berasal dari suku Kokoda yang bertempat tinggal di Rufei Kompleks Kokoda, Kota Sorong, Papua Barat.
Mungkin selama ini banyak orang sering mendengar nama Suanggi atau orang yang memakai ilmu hitam dan kerap dianggap sebagai mitos semata.
Namun kali ini nama Suanggi tersebut menjadi sesuatu yang nyata dan benar benar terjadi dikalangan masyarakat dan banyak digunakan untuk membunuh orang, terutama yang tak disukai. Suanggi pada dasarnya adalah manusia yang hidup dan berbaur dengan masyarakat setempat.
Dengan keberadaan Suanggi inilah yang diduga menjadi penyebab kematian pada Pilfia dan Tania yang meninggal mendadak secara bersamaan.
Kematian kedua balita tersebut sempat membuat kaget keluarga maupun tetangga setempat, karena sebelum kematian kedua balita ini dinyatakan dalam kondisi tubuh yang sehat dan tidak mempunyai keluhan akan adanya penyakit.
Menurut keluarga dan kerabat terdekat yang dijumpai sorongnews.com, Sabtu (21/8/21), kedua balita tersebut meninggal dunia diakibatkan oleh ilmu hitam atau ulah perbuatan Suanggi.
“Kami juga bingung terkecuali anak ini dia sakit baru dia meninggal itu wajar, tapi ini tidak dalam satu malam dong dua langsung meninggal sama-sama dan kami sudah tahu siapa pelakunya namun kami tak bisa berbuat apa-apa dan serahkan sama Allah saja, biarlah dia yang membalasnya,”terang kerabat dekat Almarhum.
Hal senada juga dikatakan oleh Ibu dari Tania, Nursia mengaku sangat sedih dengan kepergian kedua anak tersebut, namun Ia menyerahkan semuanya kepada sang Kholiq kiranya Tuhan yang akan membalas semua perbuatan pelaku.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh sorongnews.com kabar duka tersebut datang dari yayasan kesejahteraan Madani (Yakesma) yang diketahui memberikan santunan duka kepada kedua balita yang meninggal pada saat banjir melanda di kompleks Kokoda tersebut.
Menurut kronologi kejadian yang di ceritakan oleh Nursia, peristiwa tersebut terjadi pada malam selasa, (16/08/21) ketika saat itu turun hujan sehingga terjadilah banjir besar. Setelah hujan reda, kedua anak ini meminta uang kepada ibunya yang baru saja pulang dari pasar, untuk membeli permen dikios dan mereka pun kembali ke rumah.
Usai memakan permen dari Kios, Tania merasa ngantuk dan tertidur sedangkan Pilfia yang belum sempat memakan permen itu, muntah-muntah dan langsung meninggal dunia.
Sementara itu Pilfia dalam keadaan tertidur pulas kaget karena mendengar suara tangisan dari sang nenek yang meratapi kepergian mendadak Tania. Namun hal senada yang dialami oleh Pilfia, dialami juga oleh Tania yakni muntah-muntah dan langsung terjatuh.
Nursia mengira anak tersebut hanya pingsan dan dilarikan ke rumah kerabat dekatnya untuk diperiksa namun ternyata saat diperiksa anak tersebut dinyatakan meninggal dunia dalam satu malam itu.
Hal tersebut membuat sanak saudara maupun kerabat dekat serta tetangga setempat menjadi shock dan suara tangisan pun tak bisa dibendung.
“Kami tahu setiap perbuatan pasti akan ada balasannya, dan biarlah Allah yang membalas segala perbuatannya,”tutup Nursia yang tak bisa membendung air matanya. (Fatrab/Thoriq)










Komentar