RAJA AMPAT, PBD – Delegasi Conservation International Timor Leste dan Konservasi Indonesia baru saja melakukan kunjungan studi banding ke Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Kunjungan para delegasi ini disambut hangat oleh Kepala BLUD UPTD Raja Ampat, Syafri beserta jajarannya di Kantor BLUD UPTD Raja Ampat, Senin lalu (10/11/2025).
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memahami metode pengelolaan kawasan konservasi oleh BLUD UPTD yang meliputi kawasan konservasi perairan kepulauan Raja Ampat secara umum.
Kunjungan para delegasi ini juga bermaksud untuk mengindentifikasi praktik-praktik terbaik dari BLUD UPTD terkait kawasan konservasi perairan Raja Ampat.
Secara spesif, tujuan kunjungan ini mengacu pada beberapa poin penting yang ingin diketahui oleh para delegasi. Di antaranya adalah terkait dengan proses pembentukan lembaga pengelola BLUD UPTD.
Selain itu, para delegasi ini juga ingin memahami strategi untuk membangun dan merawat kolaborasi multi pihak antara masyarakat,lembaga pemerintah dan pihak swasta dalam mendorong program strategis.
Tak hanya itu, para delegasi juga ingin memahami strategi pengembangan dan pengelolaan sistem pendanaan yang berkelanjutan. Di sisi lain, pengelolaan SDM dan infrastruktur pendukung merupakan hal yang dianggap penting untuk dipahami.
Mereka juga ingin memahami cara pendekatan dan pelibatan masyarakat dalam mengolah kawasan konservasi di perairan Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Kepala BLUD UPTD Raja Ampat, Syafri saaat ditemui di Kantor BLUD KKP Raja Ampat, Kamis (13/11/2025), menyatakan bahwa pihaknya telah mendapat kunjungan dari para delegasi dari beberapa provinsi dan juga delegasi dari Negara tetangga, yakni Timor Leste.
“Kemarin mendapat kunjungan dari delegasi di sejumlah provinsi dan juga perwakilan delegasi dari negara tetangga Timor Leste. Mereka melakukan studi banding, ” jelas Syafri
Baginya, kunjungan Studi Banding para delegasi ini menjadi simbol bahwa Raja Ampat menjadi barometer dalam hal pengelolaan kawasan konservasi perairan.
“Kunjungan para delegasi ini tak hanya mendapatkan materi di dalam ruangan, namun turut serta berkunjung ke lapangan untuk mengetahui langsung cara kerja para tim,” pungkasnya.
Studi banding ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman delegasi dalam pengelolaan kawasan konservasi, serta meningkatkan kerja sama antara Timor Leste, Indonesia, dan negara-negara lain dalam bidang konservasi lingkungan. (Dav)














Komentar