SORONG, PBD – Tak semua pemimpin lahir dari pusat kekuasaan. Sebagian ditempa dari pulau-pulau kecil, dari kesederhanaan, dari perjumpaan panjang dengan masyarakat dan Ahmad Nausrau adalah salah satunya.
Lahir di Pulau Kayu Merah, Kabupaten Kaimana, 28 Juni 1982, Ahmad Nausrau tumbuh dalam lingkungan yang membentuk kepekaan sosial dan keteguhan nilai. Jauh dari hiruk-pikuk kota besar, Ia belajar bahwa kepemimpinan bukan tentang posisi, melainkan tentang kebermanfaatan.
Kini, sebagai Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau dinobatkan sebagai Tokoh Pemuda Inspiratif Sorong News Award II Tahun 2025 sebuah pengakuan publik atas perjalanan panjang yang Ia jalani dengan konsistensi dan kerendahan hati di usia yang masih muda.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ahmad Nausrau dikenal luas sebagai tokoh pendidik sebagai guru agama Islam di SMA Negeri 1 Kaimana. Selain itu, Ia juga aktif membangun ruang-ruang dialog, memperkuat persatuan, dan mendorong kerja sosial lintas komunitas. Baginya, pembangunan tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga membangun manusia dan nilai-nilai kebersamaan.
Kepercayaan publik kian menguat ketika Ia dipercaya memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI), terlebih di wilayah yang memiliki keragaman suku, budaya, dan agama seperti Papua Barat dan Papua Barat Daya. Di ruang inilah, Ahmad Nausrau tampil sebagai figur peneduh, menguatkan moderasi, menjaga harmoni, dan merawat toleransi.
Langkah Ahmad Nausrau memasuki dunia politik tidak dibangun dalam semalam. Ia pernah merasakan kegagalan saat mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI pada Pemilu 2019. Namun, kegagalan itu tak memadamkan semangat. Justru menjadi ruang belajar tentang kesabaran dan keteguhan niat.
Kesempatan pengabdian datang pada Pilkada pertama Papua Barat Daya. Bersama Elisa Kambu, Ia maju bukan sekadar membawa visi politik, tetapi harapan masyarakat di provinsi termuda Indonesia. Kemenangan pasangan ini menjadi tonggak sejarah dan amanah besar yang disambut Ahmad Nausrau dengan kesadaran penuh.
“Jabatan adalah amanah, bukan hadiah,” menjadi prinsip yang terus Ia gaungkan dalam setiap langkah pemerintahan.
Sebagai Wakil Gubernur, Ahmad Nausrau dikenal dengan gaya kepemimpinan yang inklusif dan komunikatif. Ia kerap turun langsung menemui masyarakat, mendengar keluhan, dan membuka ruang dialog dengan pemuda, tokoh adat, tokoh agama, hingga pelaku ekonomi lokal.
Bagi Ahmad Nausrau, pemuda bukan sekadar objek pembangunan, melainkan subjek perubahan. Ia mendorong keterlibatan generasi muda dalam pembangunan daerah, penguatan ekonomi lokal, dan menjaga keberlanjutan Papua Barat Daya.
Penghargaan Tokoh Pemuda Inspiratif yang Ia terima justru dimaknainya sebagai cambuk moral untuk bekerja lebih keras.
“Saya merasa masih banyak yang harus dilakukan. Penghargaan ini menjadi pengingat agar kami terus melayani dengan hati,” ujarnya.
Dibalik kesibukan sebagai pejabat publik, Ahmad Nausrau adalah kepala keluarga. Ia menikah dengan Ida Priyanti dan dikaruniai enam orang anak. Keluarga menjadi ruang pulang sekaligus sumber kekuatan moral dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Nilai-nilai keluarga itulah yang membentuk empatinya dalam melihat persoalan masyarakat bahwa setiap kebijakan sejatinya berdampak pada rumah-rumah kecil di pelosok Papua Barat Daya.
Sorong News Award II Tahun 2025 tidak hanya mencatat nama Ahmad Nausrau sebagai pemenang kategori Tokoh Pemuda Inspiratif, tetapi merekam perjalanan seorang anak daerah yang tumbuh bersama masyarakatnya.
Dari Pulau Kayu Merah hingga Kantor Gubernur Papua Barat Daya, Ahmad Nausrau menapaki jalan panjang pengabdian tanpa melompat, tanpa jalan pintas.
Ia hadir sebagai pengingat bahwa kepemimpinan yang inspiratif bukan tentang seberapa tinggi jabatan, melainkan seberapa dalam keberpihakan kepada rakyat. (Jharu/oke)








Komentar