SORONG, – Menanggapi keluhan anggota DPRD Kota Sorong yang menyoal kenaikan harga gas LPG (Elpiji), Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Papua Barat, I Made Mega Adi Sanjaya memberikan tanggapan mengenai alasan kenaikan harga Gas Elpiji tersebut.
Kepada sorongnews.com, Senin siang (24/1/22), Made mengatakan bahwa kenaikan harga gas LPG berlaku menyeluruh yaitu sekitar Rp2.000 perkilo gram, belum termasuk biaya ongkos pengirimannya. Dimana menurut Made, info terakhir terdapat kenaikan juga dari biaya kapal untuk pengangkutannya sehingga menyebabkan kenaikan harga jual LPG.
“Untuk ditingkat pengecer itu diluar pengawasan Pertamina sehingga terkait harga jualnya memang tidak bisa kita tetapkan, masyarakat bisa memperoleh LPG dengan harga standar di SPBU dan outlet resmi,” ujar Made.
Ditambahkan olehnya bahwa saat ini faktor utama yang menyebabkan harga jual menjadi tinggi dikarenakan adanya biaya angkut dari Surabaya menuju Papua Barat dimana biaya angkut tersebut dibebankan di harga penjualan.
Terkait harga jual tersebut Made menambahkan akan digunakan sampai dengan adanya SK harga terbaru dimana untuk kedepannya tetap ada kemungkinan untuk harga jual tersebut lebih mahal atau lebih murah.
Sedangkan terkait LPG 3 kg atau gas tabung melon, merupakan LPG subsidi dimana tabung tersebut akan beredar saat suatu wilayah tersebut sudah melakukan konversi dari bahan bakar minyak tanah ke gas LPG. Sedangkan saat ini, menurutnya untuk saat ini konversi belum dilakukan di Papua dan Papua Barat sehingga tidak ada LPG subsidi.
Informasi yang diperoleh sorongnews.com harga gas Elpiji 12 kg di agen resmi dan SPBU per tabung Rp320.000 sampai ke pengecer Rp340.000 sampai Rp350.000. (Oke)
Komentar