SORONG, PBD – Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Ekklesia Klasaman merayakan Ibadah Syukur Hari Ulang Tahun (HUT) ke-98, bertempat di gedung gereja setempat, Kamis (30/10/2025).
Ibadah syukur tersebut, dilakukan dalam bentuk Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) yang dipimpin oleh hamba Tuhan Ketua Klasis GKI Sorong, Pdt. Jean Fonataba/Haurissa.
Perayaan penuh sukacita ini turut dihadiri oleh Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, dan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, Anggota DPR Kota Sorong, Yonas Malibela, Ketua PKK Kota Sorong, Ny. Jemima Elisabeth Lobat, tamubundangan beserta warga jemaat Ekklesia GKI Klasaman.
Ketua PHMJ GKI Ekklesia Klasaman, Pdt. Yohanis Sattu, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan bagi gereja.
“Terima kasih kepada Bapak Wali Kota Sorong yang telah mempersembahkan satu kanopi berkapasitas 500 sampai 600 orang tepat di usia jemaat Ekklesia Klasaman berusia 98 tahun di hari ini. Ini adalah hadiah dari Tuhan Yesus melalui anak terbaik suku Moi yang kini memimpin Kota Sorong,” ujar Pdt. Yohanis.
Ia juga menyebutkan bahwa pada momen HUT ke-98 ini, gereja turut meresmikan lahan parkir baru yang merupakan persembahan pribadi dari salah satu jemaat putra terbaik suku Moi, Yonas Malibela.
“Kami bersyukur karena kini jemaat tidak perlu lagi kesulitan mencari tempat parkir. Semua ini kami pandang sebagai berkat dan perhatian Tuhan bagi pelayanan GKI Ekklesia Klasaman,” tambahnya.
Pdt. Yohanis juga memberikan apresiasi kepada pimpinan gereja yang selama ini terus membimbing dan menginspirasi para pelayan Tuhan di wilayah Sorong.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, menegaskan bahwa GKI Ekklesia Klasaman merupakan salah satu jemaat tertua dan bersejarah di Tanah Papua.
“Usia 98 tahun ini menunjukkan bahwa Jemaat Ekklesia termasuk jemaat mula-mula, bukan hanya di Klasis GKI Sorong, tetapi juga di seluruh Tanah Papua,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa perjalanan pelayanan GKI di Tanah Papua berakar dari masa pekabaran Injil yang dimulai pada 5 Februari 1855 dan berdirinya GKI pada 26 Oktober 1959.
“Dari masa pekabaran Injil hingga kini sudah 239 tahun. Dalam rentang itu, Jemaat Ekklesia menjadi bagian penting dari sejarah gereja di Tanah Papua,” kata Pdt. Andrikus.
Sementara itu, Wali Kota Sorong, Septinus Lobat, dalam sambutannya menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci utama membangun sumber daya manusia di Papua.
“Tidak ada jalan lain untuk mengejar ketertinggalan Papua selain pendidikan. Saya sudah menyampaikan kepada pemerintah pusat agar pendidikan di Papua digratiskan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa nilai-nilai iman dan moral yang diwariskan para hamba Tuhan Samuel I.S Kijne, harus menjadi inspirasi untuk terus membangun karakter dan kecerdasan generasi muda Papua.
“Dari dulu para hamba Tuhan mendirikan sekolah agar orang Papua bisa membaca, menulis, dan memahami Alkitab. Nilai ini yang harus kita teruskan,” ujarnya.
Wali Kota juga berharap, menjelang perayaan satu abad GKI Ekklesia Klasaman pada dua tahun mendatang, panitia dapat menyiapkan acara yang lebih meriah dan terbuka bagi seluruh masyarakat.
“Kalau bisa, nanti perayaan satu abad dilakukan lebih besar, mungkin dengan pawai keliling kota. Kita tidak perlu takut karena semua ini untuk kemuliaan Tuhan,” tutupnya.
Masuknya Pekabaran Injil di bumi Malamoi membuka peradaban hidup umat Kristen dengan mengenal dan menyembah sang Juru Selamat Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamat satu satunya bagi umat Kristen terutama bagi anak anak asli Moi.
Api penginjilan di Tanah Moi pertama kali dimulai dari jemaat GKI Ekklesia Klasaman Sorong yang dibawa oleh penginjil hamba Tuhan Balzasar Wolk Wagunu dan penginjil anak asli suku Moi Sangaji Gonof 98 tahun lalu.
Melalui perayaan HUT ke-98 jemaat Ekklesia Klasaman Sorong dirangkaikan dengan peresmian kenopi dan lahan parkir gedung gereja oleh Wali Kota Sorong dan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua.

 
																				







Komentar