SORONG,PBD – Menjadi jurnalis di tanah Papua Barat Daya bukan sekedar profesi, tapi panggilan hati. Saya telah menjelajah banyak sudut Papua Barat Daya, bahkan sampai ke pulau-pulau terluar di Raja Ampat. Membawa kamera, laptop, buku catatan, HP dan semangat menyuarakan kebenaran bukan hal yang baru bagi saya.
Tapi dalam semua perjalanan itu, satu hal yang selalu menjadi tantangan adalah akses jaringan internet.
Bertahun-tahun saya harus bergantung pada koneksi yang tidak stabil. Saya sering menulis berita dari pinggir dermaga, dari dalam perahu, atau di teras rumah warga, hanya untuk mencari sinyal yang cukup kuat mengirimkan satu berita penting ke portal web atau ke ruang redaksi.
Dalam dunia yang bergerak cepat dan penuh disinformasi, keterlambatan satu jam saja bisa membuka celah bagi hoaks berkembang. Itulah sebabnya saya menyebut kehadiran jaringan 5G Telkomsel sebagai urat nadi baru bagi jurnalisme daerah.
Telkomsel, sebagai pionir layanan 5G di Indonesia, kini menghadirkan jaringan tercepat dan terluas yang tak hanya menyasar kota-kota besar, tetapi juga kawasan-kawasan strategis di Indonesia Timur, termasuk Papua Barat Daya.
Keberadaan jaringan ini menjadi tulang punggung kerja-kerja jurnalisme yang kerap tak terlihat, tetapi berdampak besar bagi demokrasi dan kesadaran publik. Teknologi 5G benar-benar menjawab kebutuhan itu.
Saya ingat saat pertama kali menguji kekuatan jaringan Telkomsel dalam peliputan di kampung pesisir Raja Ampat. Saya sedang mengangkat isu sensitif, ekspansi tambang nikel dan dampaknya bagi masyarakat adat. Meski belum sepenuhnya jaringan 5 G berada di Kampung Gag atau kampung Kawe namun setelah tiba di puncak Piaynemo dan Wayag, Saya tak sabar ingin segera melaporkan terkait isu limbah yang merusak ikon dunia itu.
Setibanya di Waisai, Saya kemudian dengan segera mengabarkan mengenai dampak limbah tambang nikel terhadap pariwisata yang belum terdampak. Masyarakat disana berkehendak agar pariwisata dan tambang dapat berjalan selaras dan harmonis sebagaimana masyarakat menerima pekerjaan itu bertahun-tahun lalu.
Bayangkan, dari sebuah foto editan yang mengancam pariwisata dunia dengan foto dampak limbah tambang membuat dunia pariwisata terhenti. Turis mancanegara menelan mentah-mentah informasi tersebut. Banyak yang membatalkan kedatangan di Raja Ampat.
Belum banyak wartawan yang bisa mengakses kesana. Selain berbiaya mahal juga respon masyarakat adat yang masih marah akibat pemberitaan menjadi penyebabnya.
Raja Ampat, tempat yang sebelumnya hanya bisa kirim pesan singkat dengan susah payah, kini saya bisa menyapa ribuan pembaca dalam hitungan detik dengan mempublikasikan foto-foto terbaru Piaynemo dan Wayag ke website antarafoto sebagai salah satu kantor berita yang menyajikan berita-berita foto profesional.
Bagi saya, teknologi bukan hanya soal siapa yang lebih cepat. Ini tentang siapa yang diberdayakan. 5G Telkomsel memberi saya kekuatan untuk menyajikan informasi yang berimbang, akurat dan cepat, sekaligus membatasi ruang tumbuhnya hoaks yang kerap membanjiri ruang digital.
Dalam peliputan konflik, bencana, hingga isu lingkungan, saya tidak bisa menunggu jaringan bagus terkadang melalui pesan WA atau telepon supervisor corporate communications Telkomsel Region Maluku and Papua, Irfan selalu membantu mencarikan solusi.
Publik perlu tahu sekarang juga dan saat publik tahu yang benar, mereka bisa mengambil sikap yang tepat.
Sebagai Pemimpin Redaksi Sorongnews, saya tak hanya mengoordinasi tim dari balik meja. Saya masih turun ke lapangan. Saya ingin menjadi saksi langsung dari apa yang saya tulis, karena saya percaya, berita terbaik adalah yang lahir dari kejujuran, empati dan keberanian. Namun semua itu tak cukup jika tak bisa disampaikan tepat waktu dan disitulah Telkomsel 5G hadir sebagai jembatan. Jembatan antara fakta dan publik. Antara suara akar rumput dan pengambil kebijakan.
Teknologi 5G Telkomsel telah menyetarakan langkah kami, jurnalis di wilayah timur Indonesia, dengan mereka yang bekerja di pusat-pusat kota besar. Kami kini bisa mengakses ruang digital yang sama cepatnya, menyampaikan berita secepatnya dan bersuara sebesar mungkin.
Disisi lain, kehadiran 5G juga menciptakan peluang kolaborasi baru antar jurnalis, redaktur, hingga pembaca. Liputan yang biasanya hanya berupa teks kini bisa dikembangkan jadi video pendek, streaming langsung, atau laporan visual interaktif yang bisa langsung diakses publik dari berbagai platform.
Tak hanya bagi kalangan profesional, sebagai saksi perkembangan teknologi dan sejarah Saya melihat sendiri jaringan 5G Telkomsel juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat luas. Disektor pendidikan, 5G memungkinkan siswa di daerah terpencil mengakses kelas daring tanpa hambatan.
Sementara di dunia bisnis, para pelaku UMKM mulai mengintegrasikan teknologi untuk promosi produk mereka. Semua ini hanya mungkin berkat konektivitas tinggi dan latensi rendah yang dihadirkan oleh 5G.
Telkomsel melihat jaringan bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang memberdayakan manusia. Dengan memperkuat infrastruktur dan menghadirkan layanan inovatif, Telkomsel berkomitmen untuk menjadi tulang punggung transformasi digital Indonesia. Mulai dari wartawan, guru, petani, hingga pelajar semua kini punya peluang yang sama untuk terhubung dengan dunia dan berdaya.
Dalam setiap berita yang kami terbitkan, ada pesan bahwa informasi yang benar adalah hak semua orang. Bahwa kebenaran tidak boleh tertinggal karena sinyal yang lemah. Bahwa Papua Barat Daya punya suara, dan kami akan terus menyampaikannya berkat jaringan yang mendukung kami tanpa henti.
Bagi saya, 5G Telkomsel bukan sekadar koneksi. Ia adalah kekuatan untuk terus menulis, untuk terus menyuarakan, dan untuk terus melawan hoaks yang berpijak pada fakta dan kebenaran. (Olha Irianti Mulalinda)
Komentar