SORONG, PBD – 10 Tahun menjadi anggota DPRK Kota Sorong, Gusti Sagrim sebut sudah saatnya Ia menjadi eksekutor dengan maju sebagai Kepala daerah Calon Wali Kota Sorong.
Hal tersebut diungkap Gusti Sagrim didampingi pasangan wakilnya, Syaiful Maliki Arif, usai mendaftar di KPU Kota Sorong, Rabu malam (28/8/24).
Sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Barat Daya terpilih dari Partai Nasdem, Gusti Sagrim menegaskan bahwa dirinya sudah mengajukan surat pengunduran diri ke Partai Nasdem.
“Kami bukan pecundang, kami petarung sejati. Kalau mengundurkan diri itu sudah biasa,” imbuhnya.
Diakui Gusti, menjadi anggota DPRK, dirinya sulit melakukan perubahan. Hal ini dikarenakan kebijakan legislatif tidak bisa didengar oleh eksekutif.
“Maka kami harus ambil posisi eksekutif, supaya semua ide gagasan yang ada di dalam otak kami bisa dituangkan untuk memperbaiki maladum tercinta. Kalau kota ini baik-baik saja dan tidak butuh perubahan, saya mendingan berlabuh dan tidur di saya punya pulau yang indah yaitu sebagai anggota DPRD Provinsi Papua Barat Daya. Tapi saya lihat kota ini perlu diperbaiki, Maladum ini perlu ada perubahan. Oleh karena desakan itu, maka saya menawarkan diri saya berikhtiar untuk bagaimana bersama bang Syaiful Maliki Arif, membangun Kota Sorong yang lebih baik,” ungkapnya menjawab pertanyaan banyak masyarakat.
Ia bersama pasangannya, ingin tanah Maladum (Kota Sorong) yang aman dari banjir, begal dan sampah.
“Kita ingin kembalikan Kota Sorong ke masa yang dulu. Maladum yang bersih, maladum yang ramah dan maladum yang kemudian bisa terbuka untuk semua orang datang dan berinvestasi disini. Itu yang akan kami lakukan jika Tuhan berkehendak dan mengizinkan kami untuk memimpin rakyat Kota Sorong” tegasnya.
Selanjutnya kata Gusti, untuk merebut hati masyarakat Kota Sorong tidak diperlukan strategi khusus. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah tahu siapa Gusti Sagrim dan Syaiful Maliki Arif.
“Kami bukan orang dari luar Kota Sorong, kami orang yang tinggal di Maladum. Kami orang yang sepuluh tahun berpolitik di negeri ini dan masyarakat tahu kami. Ada hal baik yang kami telah buat, yang tidak perlu kami gembar-gemborkan. Kami bekerja dan memberi dalam diam. Orang tahu dan orang bisa ukur apa yang telah kami buat selama ini,” bebernya.
“Kami berdua sudah ada di medan perang, hanya ada dua pilihan. Pulang membawa kemenangan dengan masyarakat atau kalah sebagai kesatria,” tambah Gusti. (Oke)
Komentar