SORONG, PBD- Terobosan-terobosan terus dilakukan oleh Universitas Victory (UNVIC) Sorong, salah satunya melalui Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Minggu dalam Penerapan Project Based Learning Berbasis Kearifan Lokal di Jemaat Immanuel Boswesen Sorong, Kamis sore (28/9/23).
Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unvic Sorong, Sherly Gaspersz, menjelaskan bahwa penerapan project based learning bertujuan mengajak para guru sekolah minggu agar lebih kreatif dalam menciptakan metode yang tepat dalam membimbing anak sekolah minggu sama halnya dengan guru-guru dalam pendidikan formal.
“Kami lihat selama ini proses pembelajaran dilakukan baik dalam pendidikan formal sehingga siswa-siswi punya kesempatan menerima pelajaran dari guru-guru yang berkompeten di bidangnya apalagi dengan adanya penerapan kurikulum merdeka belajar,” ujar Sherly kepada sorongnews.com.
Lanjutnya, sebagai bagian dari pendidikan non formal seperti guru sekolah minggu (Kaka Pengasuh) yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda-beda sebenarnya punya kesempatan sama layaknya guru disekolah dalam mengasuh dan mendidik anak berlandaskan pada Firman Tuhan.
“Saya katakan demikian sebab disini (Sekolah Minggu) merupakan ruang terbuka dan sangat welcome bagi semua anak sekolah minggu dari latar belakang keluarga dan pendidikan sekolah yang berbeda-beda, nah mereka ini perlu dibekali melalui penerapan metode project based learning ditengah maraknya perkembangan IPTEK tetapi tidak meninggalkan kearifan lokal,” ungkapnya.
Katanya, project ini juga membentuk pola berpikir kritis pada anak serta agar anak-anak bisa tetap nyaman dilingkungan sekolah minggu, begitu pula sebaliknya guru sekolah minggu mereka semakin dikuatkan untuk memberikan metode pembelajaran efektif serta menarik bagi anak-anak berdasar pada Alkitab.
Harap Sherly, kepada guru-guru sekolah minggu di Jemaat Imanuel Boswesen yang telah mengikuti pelatihan ini seusainya dari sini agar dapat langsung mengimplementasikan pengetahuan tersebut.
“Memang secara keseluruhan sudah ada kurikulum sekolah minggunya hanya saja dalam penerapan metode harus adanya sebuah perencanaan matang, agar bisa dipersiapkan dengan segala baik sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik kepada anak-anak/adik-adik sekolah minggu,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Persekutuan Anak Remaja (PAR) GKI Imanuel Boswesen, Marthen George Andries, usai mengikuti kegiatan saat ditemui, memberikan respon sukacita karena menganggap pelatihan yang dilakukan oleh pihak kampus bersama tim sangatlah bermanfaat.
“Saya tentu sangatlah berterima kasih kepada pihak Universitas Victory Sorong atas penambahan ilmu-ilmu yang diberikan kepada kami para guru sekolah minggu, sebenarnya kalau bagi kami pelatihan bukan hal baru tapi sudah sering melalui kreatifitas dari diri sendiri selaku pengasuh,” bebernya.
Ditegaskan Marthen, pelatihan yang diberikan oleh pihak kampus ini cukup berbeda dimana disampaikan bahwa segala sesuatu yang dibuat harus ada namanya perencanaan secara matang.
“Jadi didalam proses perencanaan secara matang itu nantinya ada kerjasama antara pengasuh, yang selama ini selalu dipersiapkan masing-masing saat mau menyampaikan materi sekolah minggu,” terangnya.
Jelasnya, jadi sangat baik pelatihan hari ini karena para guru sekolah minggu sudah dibekali melalui segala perencanaan yang harus disiapkan terlebih dahulu, hanya saja kalau boleh kedepannya bisa melibatkan semua pengasuh sebab sangat positif sekali kegiatan seperti ini.
“Ya saya harap agar kegiatan baik seperti ini terus dilakukan agar guru-guru sekolah minggu pun terus mendapat pengetahuan yang baik dalam mendidik anak-anak sekolah minggu,” harapnya.
Untuk diketahui, gereja Imanuel sendiri memiliki 4 rayon kemudian dibagi menjadi 16 pos pelayanan sekolah minggu, 10 pos pelayanan Remaja dan 1 pos kelas Alkitab anak SMA yang dipusatkan didalam gereja dengan jumlah pengasuh 80 orang. (Mewa)
Komentar