SORONG, PBD – Sekitar pukul 08.35 WIT, BMKG Sorong mengeluarkan peringatan dini terkait gempa bumi berkekuatan 3,7 SR yang terjadi di Perairan Timur Pulau Salawati Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (8/9/23). Panglima Koarmada III, yang menerima adanya dampak lanjutan pasca gempa kemudian memerintahkan Komandan Satgas TNI AL Koarmada III untuk melakukan rencana operasi perbantuan dengan melibatkan Personel Koarmada III, unsur KRI Koarmada III, Personel Koramil Salawati, Polsek Salawati, SAR Sorong, BMKG Sorong, BPBD dan KSOP Sorong.
Dansatgas kemudian memerintahkan pelaksanaan pemantauan situasi udara oleh pesawat milik TNI AL N/P P-8304 yang take off dari Bandara DEO untuk memantau dari udara dampak pasca bencana dan identifikasi korban. Dari hasil pantauan udara diketahui bahwa kondisi pemukiman warga di Pantai kampung Katimin terdampak gempa cukup parah, kemudian sejumlah warga terlihat hanyut di perairan Pulau Mak-Mak Salawati dan menunjukan lokasi tanah lapang dan aman untuk didirikan posko bantuan.
Usai menerima informasi dari pantauan udara, bergerak dari arah perairan Sorong, Sea rider G7 milik Kopaska dan LCVP menurunkan tim untuk melaksanakan tugas operasi di darat dan membentuk posko darat, yang terdiri dari Posko Medical Center, Posko Konsultasi dan trauma healing, Dapur lapangan, MKC darurat, dan satu tempat pemulasaran jenazah.
Selanjutnya, Kapal KN P-397 milik KPLP atau coast guard, KRI Matabongsang dan KN Baladewa milik SAR Sorong bergerak di perairan laut Salawati untuk menelusuri korban hanyut di laut. Dimana ada dua warga dengan luka ringan langsung dievakuasi Sea rider Kopaska menuju darat. Setibanya di darat, tim kesehatan dengan sigap mengevakuasi warga ke posko medical center untuk memperoleh perawatan. Kemudian menyusul 3 korban lainnya yang menyangkut di hutan Bakau Pulau Mak-Mak, dimana 1 orang luka berat dan 2 orang dinyatakan meninggal dunia dan dievakuasi ke darat menggunakan sea rider.
Dalam latihan ini juga disimulasikan bagaimana petugas penyelamatan menyelamatkan 5 orang siswa Disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada di perkampungan warga itu.
Usai kepanikan yang terjadi dalam penyelamatan di laut, serta kesibukan tim medis di darat, satu persatu warga Katinim pun mendapatkan konseling oleh petugas dan diberikan bantuan bahan sembako oleh tim gabungan dan penyerahan bantuan kepada SLB Salawati Kabupaten Sorong.
Kapok Sahli Koarmada III Laksamana Pertama TNI Ridwan Prawira, dalam keterangannya usai Latihan Gabungan, mengatakan tema yang diangkat pada latihan gabungan kali ini adalah “Koarmada III Melaksanakan Latihan Operasi Penanggulangan Bencana TA 2023 di Wilayah Sorong dan Sekitarnya Dalam Rangka Mendukung Tugas TNI Angkatan Laut”.
Kegiatan yang melibatkan lintas sektor diantaranya BMKG Sorong, Kansar Sorong, KSOP Sorong, BPBD Kabupaten Sorong, Dinas Sosial Kabupaten Sorong, Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, PMI Sorong, Puskesmas Majaran dan Pemerintah kampung, menurut Ridwan sudah dapat terjalin dengan baik sesuai tupoksi masing-masing saat dilapangan dan dapat menjadi batu pijakan untuk mitigasi bencana apabila terjadi di wilayah Papua Barat Daya.
“Berdasarkan data dari BMKG, Wilayah Papua Barat Daya memiliki 9 potensi bencana alam, mulai dari banjir bandang, longsor, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, cuaca ekstrem, abrasi dan banjir. Oleh karena itu, sesuai amanah Undang-Undang TNI nomor 34 tahun 2004, TNI wajib membantu dalam hal penanggulangan bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan,” terang Kapok Sahli Koarmada III.
Ia pun mengungkapkan salah satu kendala dalam evakuasi korban di laut atau perairan adalah reaksi cepat, karena orang yang akan ditolong berhadapan dengan kemampuan berenang, kemampuan bertahan di air, sehingga perlu reaksi cepat dan jika terlambat dapat menyebabkan korban tenggelam dan akan lebih sulit untuk dicari.
“Kendala yang utama dalam penanggulangan bencana adalah jangan terlalu lama realisasi dan komunikasi harus terjalin dengan baik. Kami harap latihan ini terus dapat berjalan secara berkala untuk meningkatkan kesiapsiagaan semua unsur dalam menghadapi bencana sesungguhnya,” harap Ridwan.
Sementara itu, Kepala Kelurahan Katinim, Yernias Malakabu, berterima kasih kepada Koarmada III yang sebelumnya telah menjadikan kampung tersebut sebagai Kampung bahari dan saat ini telah melakukan latihan penanggulangan bencana alam di Kampungnya.
“Kami sangat mengapresiasi pihak TNI AL, Koarmada III dan semua pihak yang telah melaksanakan pelatihan disini. Sebagai salah satu Kelurahan yang berada di wilayah pesisir laut, Kampung Katinim juga sulit dijangkau jika terjadi bencana, kecuali melalui jalur laut. Kami berharap kegiatan seperti ini bukan hari ini saja, tapi bisa dilakukan juga buat warga agar warga ini bisa mengantisipasi juga kalau terjadinya bencana. Tapi semua sudah berlangsung dengan baik dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga Kampung,” ujar Yernias.
Sejumlah warga pun terlihat senang dengan adanya pelatihan tersebut, selain mengedukasi mereka apa yang harus dilakukan ketika bencana benar-benar terjadi, mereka juga dapat melihat secara langsung petugas di lapangan saat melakukan tugas mitigasi. (oke)
Komentar