SORONG, PBD – Sebagai salah satu komitmen Partai berlambang matahari, Partai Amanat Nasional (PAN) yang fokus pada kerja-kerja kemanusiaan dan kemasyarakatan melalui program bantu rakyat, menyerahkan sejumlah penghargaan kepada pejabat dan tokoh lintas identitas yang dianggap berkontribusi bagi masyarakat. Penghargaan Bantu rakyat awards diserahkan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan kepada sejumlah orang di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (2/5/23).
Ketua DPW PAN Papua Barat Daya, Syafrudin Sabonnama mengatakan bahwa Bantu Rakyat Award merupakan inisiasi Ketua Umum PAN sebagai urat nadi PAN dalam perjuangan menebar kebaikan, PAN mengakui bahwa perjuangan tersebut tidak bisa jalan sendiri dan butuh kolaborasi, serta kerjasama lintas identitas. Dimana penghargaan tersebut diberikan kepada mereka yang menghibahkan dirinya memainkan peran satu manusia bermanfaat untuk orang lain.
Adapun Penerima Bantu Rakyat Award PAN diberikan kepada :
- Dr. Drs. Muhammad Musaad sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, dimana Pemerintah Provinsi PBD berkomitmen bahwa semua orang asli Papua bisa berobat tanpa harus menunjukan identitas mereka dan semua lansia mendapatkan bantuan sosial.
- George Yarangga yang juga merupakan Pj Wali Kota, melalui program jaminan sosial, dimana semua orang miskin, kaum dhuafa, yatim piatu, berhak mengakses jaminan kesehatan BPJS Kesehatan.
- Petronela Kambuaya, yang juga merupakan Ketua DPRD Kota Sorong, perempuan Papua pertama yang menorehkan sejarah membuat semua orang penyandang disabilitas dapat mengakses pekerjaan di semua perusahaan melalui Perda dan mendapatkan penghargaan dari kementerian Hukum dan HAM.
- Hartono, alias Songkok Hijau yang merupakan pendiri PAN di Papua Barat menempuh jalan kebaikan Baitul Mal dan Yayasan Kemanusiaan yang fokus membantu perekonomian masyarakat menengah kebawah.
- Gusti Sagrim, anggota DPRD Kota Sorong dan tokoh intelektual Pemuda dianggap telah menghibahkan diri dan hartanya demi kemajuan anak muda di bidang olahraga dan pendidikan.
- Abdulah Gazam, wakil rakyat dan Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Papua Barat Daya menghibahkan dirinya di jalan politik melalui kegiatan kemasyarakatan dan mengabdikan dirinya demi masyarakat.
- Jeremias Nauw kepala suku besar Papua, Pria berusia 82 tahun telah menghibahkan dirinya sebagai tokoh terpandang di kalangan masyarakat dan mengurusi persoalan masyarakat.
- Lambert Jitmau, mantan Wali Kota Sorong dua periode dan Ketua DPD Partai Golkar Papua Barat Daya, dimana digadang sebagai tokoh pemekaran Papua Barat Daya, Dimana slogannya bahwa tidak ada yang tidak mungkin ketika Papua Barat Daya adalah mimpi semua orang.
- Rustamaji, rektor Unimuda, yang menghibahkan dirinya untuk kemajuan dunia pendidikan khususnya bagi warga asli Papua.
- Ormas IKKS, Donald Rajaguguk yang selalu mengakses informasi terkait kejadian Kota Sorong dan penderitaan masyarakat yang dapat mudah diakses setiap orang
- Ormas, Sedekah Rombongan yang selalu berjuang membantu masyarakat kecil tanpa pamrih
- Yayasan At Taubah Peduli Sorong, yang mengajarkan bahwa tempat ibadah bukan saja untuk beribadah tapi juga menjadi tempat dimana orang-orang miskin bisa mengakses bantuan.
- Hj Ida Rumagesan, tokoh perempuan dan Kepala Suku Fak-Fak merupakan cucu Raja Mahmud Rumagesan yang membantu penyelamatan pahlawan revolusi Nasution.
- Ocha sentuf, Perempuan Papua yang menghibahkan dirinya sebagai seniman dan menganggap Seni adalah bagian budaya orang Papua.
Zulhas usai menyerahkan Awards, mengatakan bahwa simbol PAN adalah matahari yang bermakna memberikan kehidupan kepada semuanya tanpa pandang latar belakang suku, agama, parpolnya, warna kulit dan lainnya. PAN tidak pernah membedakan dan menjadi Matahari yang bersinar bagi siapa saja, oleh karena itu perlunya sinergitas dari semua pihak dalam membantu masyarakat.
Mantan Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau mengatakan bahwa penghargaan dari pihak lain merupakan apresiasi kepada kinerjanya sebagai salah satu tokoh pemekaran Papua Barat Daya.
“Kalau Saya yang mengatakan saya tokoh pemekaran mungkin tidak pantas, tapi ini orang lain yang mengatakan demikian, jadi itu adalah penghargaan bagi Saya pribadi,” ujar Lambert.
Gusti Sagrim, sebagai salah satu tokoh pemuda mengapresiasi PAN yang tanpa melihat asal suku, asal Partai Politik memberikan penghargaan kepada sejumlah orang. Hal ini menandakan bahwa politik tidak harus saling membedakan, tapi perlunya harmonisasi dan sinergitas dalam berpolitik.
Petronela Kambuaya, salah satu tokoh politik perempuan Papua pun merasa bahagia mendapatkan penghargaan. Dimana penghargaan tersebut, merupakan cambuk bagi dirinya maupun perempuan Papua lainnya untuk terus memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ketua Yayasan At Taubah Peduli Sorong, Edi Purnomo merasa terharu dengan penghargaan yang diberikan oleh PAN, karena menurutnya kerja-kerja kemanusiaan dilakukan berdasarkan panggilan hati nurani. Penghargaan menurutnya, hanyalah sebuah bonus yang dapat dijadikan sebagai penyemangat dalam melayani masyarakat yang membutuhkan. (oke)
Komentar