SORONG,- Data terakhir sampai Maret 2021, seperti dilaporkan oleh Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 25 Mei 2021 lalu yang dikutip dari laman Kemenkes, menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 558.618 yang terdiri atas 427.201 HIV dan 131.417 AIDS.
Tidak mengenal umur, jenis kelamin dan latar belakang, HIV/AIDS di Indonesia juga didominasi kaum perempuan. Perempuan sendiri memiliki stigma ganda namun ada banyak tantangan yang dihadapi perempuan dengan HIV/AIDS. Namun tidak menyurutkan semangat perempuan dengan HIV/AIDS, mereka terus berkarya dan berbaur dengan masyarakat umum.
Koordinator Implementing Unit (IU) Yayasan Sorong Sehati, Papua Barat, Imelda Halauwet, mengakui bahwa sebagai Perempuan memiliki banyak tantangan. Tidak hanya kodrat sebagai perempuan, beban perempuan juga semakin bertambah dengan stigma di masyarakat.
“Pada dasarnya perempuan memiliki tantangan dan beban yang lebih tinggi, apalagi bagi mereka yang indikator hidup sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun Saya percaya, perempuan khususnya ODHA mampu berdiri dan berkualitas jika mempunyai nilai kehidupan,” ujar Imelda.
Menurut dirinya, seorang perempuan itu akan lebih terhormat ketika memiliki 5 pilar, yakni kepercayaan diri, memiliki pengetahuan baik tentang HIV, mengakses layanan secara mandiri, tidak menularkan pada orang lain dan lakukan hal-hal positif.
Sehingga dimomentum peringatan Hari Perempuan Internasional (8/3/22) kali ini, Perempuan ODHA semakin bersemangat dan menjadi pejuang-pejuang perempuan yang mengangkat harkat sesama dan memiliki dedikasi terhadap sesama kaumnya.
“Perempuan juga bisa berdiri, mandiri, serta mempunyai hak yang sama dengan kaum pria. Sehingga harapan Saya, semua perempuan terutama perempuan dengan HIV atau AIDS dapat terus berjuang, karena kita memiliki hak yang sama sebagai manusia,” harap Imelda. (Mewa)
Komentar