SORONG, PBD – Harapan baru bagi generasi muda Papua di bidang kemaritiman semakin terbuka lebar. Sebanyak 17 pelaut asli Papua kini tengah menjalani Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Sorong, setelah menempuh pelatihan sejak Januari 2025.
Ketua Papua Marine Cenderawasih Sorong, Habel Rumbino menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan yang telah memberi dukungan penuh bagi program peningkatan kompetensi ini.
“Kami bersyukur, dari tingkat 3 bisa naik ke tingkat 2. Kalau tidak ada perhatian, kami hanya jadi penonton, padahal persaingan pelaut sekarang makin ketat. Dengan adanya dana hibah dari Dinas Perhubungan tahun 2024, kami bisa ikut pendidikan ini. Untuk gelombang berikutnya sudah disiapkan anggaran perubahan bagi 45 calon pelaut,” ujar Ketua Papua Marine Cenderawasih Sorong, Habel Rumbino, Rabu (17/9/25).
Ia berharap, program ini tidak berhenti sampai di sini. Ia menekankan bahwa keberlanjutan sangat penting agar SDM Papua mampu bersaing, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sementara itu, Wakil Direktur I Poltekpel Sorong, Dwi Haryanto menegaskan bahwa kerja sama dengan Papua Marine Cenderawasih telah membuka jalan besar bagi anak-anak Papua.
“Program ini berjalan selama sembilan bulan sejak Januari. Setelah lulus, alumni Poltekpel Sorong bisa dipastikan terserap 100 persen di dunia kerja. Bahkan peluang kerja pelaut di dunia internasional masih sangat besar, sebab negara-negara maju kekurangan tenaga pelaut,” jelas Wakil Direktur I Poltekpel Sorong, Dwi Haryanto.
Ia menambahkan, tahun ini 17 pelaut sudah mengikuti diklat, dan pada gelombang berikutnya jumlah peserta akan bertambah menjadi 45 orang.
“Kami ingin pelaut Papua Barat Daya bisa bersaing di tingkat nasional bahkan global. Dengan begitu kesejahteraan masyarakat juga ikut terangkat,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Manfret Fatem, Seksi Bidang Pendidikan Papua Marine Cenderawasih. Ia mengungkapkan, perjuangan menghadirkan program ini sudah digodok sejak 2024.
“Puji Tuhan, lewat pemerintah daerah ada anggaran yang menopang. Jadi ke depan tidak perlu lagi pekerja luar. Anak-anak Papua sendiri sudah punya sertifikat, kompetensi, dan siap bekerja di kapal. Kapten, masinis, dan perwira kapal dari tanah Papua sudah ada di sini dan siap bersaing,” tegasnya.
Dengan adanya program ini, pemuda dari pesisir hingga pelosok Papua memiliki peluang lebih luas untuk mengembangkan diri di dunia pelayaran.
Selain menjawab kebutuhan tenaga kerja global, program ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa putra-putri Papua mampu berdiri sejajar dengan pelaut dari berbagai belahan dunia. (Jharu)
Komentar