SORONG, – Tahun 2020 sebanyak 1.040 kali gempa tercatat BMKG Upt Puncak Rafidin yang khusus memantau kegempaan di wilayah Papua Barat.
Hal ini diungkap oleh BMKG saat rapat tanggap bencana bersama Pemerintah Kota Sorong dan TNI, Polri, di ruang Anggrek Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (19/1/21).
Dikatakan oleh kepala BMKG Upt Puncak Rafidin, Rully Hermawan melalui salah satu stafnya bahwa dari 1.040 gempa tercatat ada 27 gempa yang dirasakan dengan intensitas paling sering pada bulan September dengan rata-rata sekitar 3 sampai 4 magnitudo.
Dikatakan olehnya bahwa wilayah Papua Barat termasuj Sorong masuk dalam arean ring fire karena dilintasi 3 lempeng besar yaitu lempeng tektonik yaitu lempeng pasific, lempeng indo australia dan lempeng eurasia serta memiliki jalur Cesar Sorong yang sejalur dengan gempa Palu dan Majene.
Dalam catatan sejarah, Gempa besar terakhir yang terjadi yaitu pada 26-9- 2015 sekitar 6 SR dengan sumber gempa berada di tanjung Kasuari dan cukup merusak sejumlah bangunan.
Sedangkan tsunami tercatat pernah terjadi di Ransiki Manokwari pada tahun 2009 dengan kekuatan 7,9 SR
“Dengan adanya fakta bahwa Sorong berada diarea perlintasan gempa, Kita harus tetap harus waspada, tapi jangan panik,” sebut Rully. (Oke)
Komentar