SORONG, – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua meresmikan dan meluncurkan program studi baru di Tahun Ajaran 2022 yaitu Prodi Sarjana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (S.KKK).
Peresmian tersebut usai penyerahan SK dari Kepala LLDIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat Suriel S. Mofu, kepada Ketua STIKES Papua, Marthen Sagrim serta ditandai pemukulan tifa.
Dalam sambutannya, Ketua STIKES Papua, Marthen Sagrim mengatakan bahwa inisiatif membuka prodi K3 merupakan kebutuhan. Mengingat wilayah, Papua, Maluku merupakan wilayah rawan bencana dan kedepannya menjadi pusat industri.
Serta masukan dari sejumlah guru besar dan profesor kesehatan yang berkunjung di STIKES Papua. Setelah menyiapkan sejuah kelengkapan, seperti tenaga pengajar dan ruang belajar, Prodi tersebut bisa teralisasi di tahun ajaran 2022 ini.
“Kami terus berupaya mengembangkan STIKES Papua yang berpihak kepada masyarakat serta menjawab tantangan kedepannya. Peluang lulusan K3 di wilayah Papua ini juga cukup tinggi. Dimana di seluruh Indonesia Prodi S1 K3 ini baru ada di 5 Perguruan Tinggi,” ujarnya.
Ditambahkan olehnya, bahwa kuota perdana prodi K3 ini, sesuai aturan hanya menyediakan 40 kursi. Sehingga Ia berharap kepada siapa saja yang hendak melanjutkan studi, dapat meraih kesempatan emas ini dengan bergabung di STIKES Papua.

Sementara itu, Kepala LPPDIKTI wilayah XIV, Suriel Mofu memberikan apresiasi kepada Marthen Sagrim yang gigih sejak tahun 2018 mengutarakan niatnya membuka Prodi K3 yang belum familiar tersebut.
“Saya apresiasi inovasi kepala STIKES Papua, karena perjuangan beberapa tahun itu bisa hadir di Kota Sorong. Sebagai institusi pendidikan kesehatan yang memimpin di tanah Papua ini, Saya katakan berbangga dan kita semua harus bangga karena dapat menciptakan sejarah baru di tanah Papua, karena prodi yang tidak ada ditempat lain tapi ada disini (STIKES Papua). Percaya dengan kata Saya ini bahwa lulusan sarjana K3 ini langsung dapat kerja. Dimana sesuai Permenaker no 2 tahun 1992 setiap perusahaan yang memiliki 100 karyawan atau perusahaan yang beresiko, wajib memiliki ahli K3,” terang Mofu.
Sedangkan Wali Kota Sorong yang diwakilkan kepala dinas kesehatan Kota Sorong, Hermanus Kalasuat mengatakan bahwa semua pihak saat harus siap dengan standar perkembangan jaman.
“Kami sampaikan terima kasih kepada ketua STIKES Papua sehingga Kami boleh menyaksikan penyerahan SK dibukanya program studi K3 ini. Dimasa industri 4.0, isu besarnya adalah kesehatan dan keselamatan kerja. Apalagi otonom daerah diperhadapkan dengan perubahan besar dan sangat fundamental. Sehingga Kami berharap prodi ini terus maju berkembang dan bersinergi dengan pemda dan pihak lainnya,” sambut Herman.
Hadir dalam kegiatan tersebut asisten III Setda Pemkab Sorong, Kepala Kantor Karantina Kesehatan, Kepala Lingkungan Hidup Kota Sorong, Perwakilan RSAL Dr. Oetojo, perwakilan rumah sakit lainnya dan perwakilan kepala sekolah. (Oke)
Komentar