Polisi Bubarkan Turnamen Sepak Bola, Penyelenggara Sebut Sudah Dapat Ijin

SORONG, – Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau murka saat melihat ribuan massa berkumpul di Lapangan Hokky Kampung Baru Kota Sorong, Jumat (7/5/2021).

Usai sidak di Bandara dan Pelabuhan, Wali Kota yang melihat foto kerumunan massa langsung menuju Lapangan Hoky dan memerintahkan tim satgas Covid 19 dan pihak Kepolisian untuk membubarkan kerumunan massa tersebut.

“Ini unsur kesengajaan sudah tahu ada surat edaran, surat perintah untuk tidak buat keramaian tapi masih ada. Kalau mau turut membantu menekan angka penyebaran virus Corona, maka ikut arahan pemerintah. Bukannya kita mau membatasi tapi menekan supaya jangan sampai kejadian seperti di negara lain terjadi disini. Saat ini tingkat kesembuhan sudah 95 persen jangan sampai gara-gara ini angka penularan yang lebih tinggi daripada kesembuhan. Saya himbau kepada pihak pelaksana perhatikan protokol kesehatan, supaya terhindar dari virus corona. Virus ini tidak pandang bulu. Tetap dia hajar saja bila lengah ketika kita tidak menjaga diri secara baik,” sebut Wali Kota, Lambertus Jitmau.

Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan mengatakan bahwa pihak Kepolisian tidak memberikan ijin terkait turnamen sepak bola tersebut. Bahkan ketua penyelenggara beberapa waktu lalu telah dipanggil ke polres untuk melakukan klarifikasi.

“Kita sudah larang agar turnamen ini tidak boleh dilanjutkan. Karena jelas ini perintah dari presiden agar memperhatikan keselamatan manusia. Tapi hari ini tadi Saya dapat info bahwa ada final dengan kerumunan massa dan pas ada keributan dua kelompok. Jadi Kita amankan situasi dan bubarkan kerumunan massa sesuai perintah Wali Kota dan Kami berharap ini yang terakhir. Saya tegaskan bahwa Kami pihak kepolisian tidak akan memberikan ijin keramaian kepada siapapun yang melakukan keramaian ditempat umum,” terang Kapolres.

Sementara itu penyelenggara turnamen sepak bola, Agustinus Sagrim mengatakan bahwa bukan Polisi yang membubarkan turnamen melainkan inisiatif dari penyelenggara untuk menghentikan sementara akibat adanya keributan yang dilakukan oknum diluar kelompok massa.

“Saya klarifikasi dan bantah, bahwa bukan Polisi yang bubarkan tapi Saya ambil alih, saya bubarkan karena adanya keributan dari orang luar sehingga mengantisipasi adanya provokator maka Saya hentikan karena ada perkelahian. Kita akan lanjutkan kegiatan ini rencananya di stadion agar lebih mudah atur penonton atau bahkan tidak ada penonton sama sekali,” terang Sagrim.

Ia juga menambahkan bahwa turbamen Safcom ini sudah ada sejak tahun 2009 dan tidak pernah berhenti. Turnamen ini membawa hal positif bagi anak muda Papua, dimana saat ini isap ganja sudah dianggap seperti isap rokok, minum CT dianggap seperti minum air putih.

“Pihak keamanan sudah menyetujui ini. Tapi ada komunikasi diluar yang kami tidak tahu dan selama kami komunikasi dengan pihak keamanan kami jalan. Kalau cuma hujat untuk kepentingan pribadi lebih baik stop. Kapan tong kelola dorang dengan baik, ke kegiatan positif. Saya mau dipenjara Saya siap, Saya bahkan sudah BAP kok. Saya punya hati bersih untuk Saya punya anak Papua. Yang jelas kami kordinasi dengan pihak keamanan,” ujar Sagrim yang kesehariannya juga sebagai anggota DPRD Kota Sorong.

Ribuan massa yang berkerumunan di Lapangan Hoky Kota Sorong akhirnya membubarkan diri dengan tertib dan pertandingan final antara Putra Yohan dan Ramayana Putra dipending dengan hasil sementara 1-0 untuk Putra Yohan. (Oke)

Komentar