Sebab menurut dia, tidak ada yang sangat luar biasa untuk dipertentangkan di proses pemilihan wakil bupati tersebut. Hanya saja empat partai koalisi meninggalkan ego dari masing-masing, sehingga publik nilai partai koalisi pengusung Sako tetap berkawan dan adem. Sehingga sangat elok, sangat bijak dan sangat harmoni kalau petinggi-petinggi empat partai koalisi duduk kembali diskusi.
“Kita bukan bicara oposisi tapi bicara partai koalisi. Jika awal kita berteman sama-sama menangkan Sagrim-Kocu (Sako). Maka hari ini diakhir sisa jabatan mengisi kekosongan wakil bupati kita juga bersama-sama untuk menangkan Sako (Sagrim-Kore). Kita sama- sama mengawal pemerintahan sisa waktu 1 tahun 6 bulan ini. Kita harus berteman labu saja punya hati apalagi manusia”, cetusya.
Mewakili pengurus maupun simpatisan juga pendukung dari Partai NasDem Kabupaten Maybrat, pihaknya berharap agar pansus DPRD bekerja menempatkan aturan sebagai panglima didepan. Mengikuti aturan-aturan main yang berlaku, jangan ada like dan disk like, apalagi tindakan transaksional selama proses pemilihan wakil bupati berlangsung.
“Kita di NasDem No-Mahar seperti yang di gagas oleh Ketua Umum bapak Surya Paloh. Kita hari ini hanya menjual kualitas figur atau leadership. Soal menang kalah dipercayakan kepada 20 anggota DPRD terlebih otoritas Tuhan, campur tangan dan garis tangan. Jika Tuhan bekehendak kepada kandidat itu, siapa mau lawan”, tutup Agustinus Tenau. [Valdo]
Komentar