SORONG,- Noken merupakan salah satu tas khas Papua yang digunakan untuk membawa barang pertanian atau barang dagangan ke pasar.
Salah satu komunitas perempuan Moi telah membentuk sebuah kerajinan pengusaha noken yang berada di Jl. Basuki Rahmat kilometer 13, Kota Sorong, Papua Barat.
Sayangnya kerajinan pengusaha noken ini belum memiliki tempat yang layak untuk menjual berbagai model Noken
khas Papua.
Selain membuat kerajinan noken mama-mama Moi ini juga, berupaya agar budaya dan adat-istiadat mereka tetap di jaga. Dengan cara tetap melestarikan noken dari berbagai model.
Hal ini membuat Komisi I DPR Provinsi Papua Barat Abdullah Gazam, ditemani dengan salah satu perwakilan dari Fraksi Otsus Barnike Kalami melakukan pertemuan secara langsung bersama mama-mama Moi, di Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (14/1/22).
Dalam pertemuan tersebut Gazam mengatakan secara pribadi bahwa pertemuan tersebut merupakan suatu bentuk responsif terhadap segala permintaan serta setiap harapan dari mama mama Moi agar ditindaklanjuti.
“Kami hadiri pertemuan ini dalam rangka untuk mendengar apa harapan dan aspirasi mama-mama Moi,” ungkap Gazam.
Dalam pertemuan tersebut, terdapat beberapa poin penting yang menjadi catatan tersendiri bagi Gazam dan Kalami.
Pertama persoalan Noken Khas mama mama Moi ini dibuat dalam sebuah Perda. Kedua disediakan tempat yang layak untuk digunakan dalam menjual noken. Ketiga ketersediaan noken memadai namun tempat pemasaran noken belum tersedia.
Dikatakan Gazam permasalahan seperti inilah yang patut disuarakan artinya dibawah secara kelembagaan, dan secara resmi apapun poin-poin yang telah disampaikan agar kedepannya ditindaklanjuti.
Sementara itu ditambahkan juga oleh perwakilan Fraksi Otsus Barnike Kalami. Ia mengatakan sangat mengapresiasi semangat mama mama Moi karena dibalik menjahit noken, terselip sebuah harapan tentunya untuk mempertahankan adat istiadat dan budaya asli orang papua.
Kalami dengan segenap hati berharap agar pemerintah, daerah dapat memperhatikan setiap pengusaha lokal. Dengan kebijakan yang ada dan dapat menyentuh rakyat menengah kebawah Terutama terhadap mama mama Papua.
Dikatakan salah satu pengrajin noken Susance Safwesar Saat ini noken khas mama mama Moi telah masuk ke berbagai hotel, sehingga mendapatkan ruang dan etalase agar mama mama Moi senantiasa mengembangkan kreativitas dengan terus menjahit noken.
“Kita harus terus kawal mama-mama ini, dalam artian terus memberikan spirit dan semangat kepada mereka,” ungkapnya.
Ia mengatakan dalam membuat kerajinan noken tentunya membutuhkan dana, namun melihat semangat mama-mama komunitas perempuan Moi sangatlah besar.
Dengan semangat inilah, lanjutnya menjadi perhatian pemerintah agar menerapkan perda sehingga, tidak semua orang dapat membuat noken. Dengan demikian terdapat peluang bagi mama mama Moi untuk meraih penghasilan tambahan.
Selain komunitas perempuan Moi ini, ternyata terdapat beberapa komunitas pengrajin noken lainnya, yang terbagi-bagi dari berbagai suku, yang mana hingga saat ini mereka telah menjual belikan noken di berbagai tempat seperti pasar hingga supermarket. (Fatrab)
Komentar