Diawali Longmarch, 7 Sub Suku Moi Satukan Kekuatan Dalam Mubes Adat

KABUPATEN SORONG,- Musyawarah Besar (Mubes) Masyarakat Adat Suku Moi Wilayah Malamoi Raya resmi digelar, bertempat di gedung Aimas Convention Center (ACC), Kabupaten Sorong, Papua Barat, Selasa (17/5/22).

Bupati Sorong, Johny Kamuru melakukan pemukulan gong sebagai pertanda dibukanya dengan resmi pelaksanaan Mubes Masyarakat Adat Suku Moi Wilayah Malamoi Raya. Sebelumnya, mengawali pembukaan Mubes tersebut, 7 sub Suku Moi melaksanakan kegiatan long march, dimulai dari halaman Alun-alun Aimas menuju gedung ACC.

Berdasarkan pantauan Sorongnews.com, sekitar satu jam menempuh perjalanan menuju gedung ACC, terlihat 7 sub Suku berbaris rapi dalam barisan lengkap dengan papan nama, kemudian diiringi tarian adat dan pemukulan suling tambur yang mewarnai rentetan rangkaian acara pembukaan Mubes Masyarakat Adat Suku Moi Wilayah Malamoi Raya tersebut.

Setelah tiba di gedung ACC, ketujuh sub Suku Moi disambut hangat oleh Bupati Sorong dan Walikota Sorong serta pimpinan OPD lainnya, dan kemudian dilakukan pengalungan bunga.

Dalam laporannya, Ketua Panitia yang diwakili oleh Wakil Ketua Panitia Mubes Suku Moi, Bernalina Osok mengatakan bahwa ada beberapa aspek penting sehingga terlaksananya Mubes kali ini.

Dikatakannya, terkait persoalan aspek sosial budaya yang telah dinilai masyarakat Suku Moi telah kehilangan identitas jati diri, kehilangan struktur organisasi kepemimpinan adat Suku Moi, kehilangan tata pendidikan adat, kehilangan hubungan kekerabatan Suku Moi, krisis pemahaman dan praktek perkawinan adat, krisis pemahaman baca tulis bahasa Moi, persoalan tanah dan batas hutan antar marga.

Disambungnya, terkait aspek politik, menurutnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) orang Moi di dunia politik belum mampu bersaing secara seimbang, yang mana disampaikannya pemahaman terhadap dunia politik masih terbatas.

“Kami tentunya sangat bersyukur bahwa di Kabupaten Sorong, ada bupati orang asli Moi. Kami terus senantiasa tetap berdoa dan kami percaya kedepannya Kota Sorong juga akan di pimpin orang asli Moi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dipaparkannya terkait aspek hukum. Disampaikannya bahwa perlakuan atas hak-hak dasar Suku Moi dirasa belum adil serta kebijakan-kebijakan keadilan hingga keberpihakan terhadap suku Moi pun belum dirasakan seutuhnya.

Pada kesempatan yang sama, dikatakan Wakil Ketua Panitia terkait aspek ekonomi, dibeberkannya hampir seluruh siklus kehidupan dan juga aspek ekonomi masih dikuasi oleh pendatang.

“Jadi masih banyak lagi persoalan lain yang menjadi latar belakang dari dilaksanakannya Mubes Suku Moi ini,” ungkapnya.

Selain itu, Ketua Dewan Adat Malamoi Raya, Pdt. Paulus Sapisa sangat memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya Mubes ini.

Menurut Paulus, ini sebagai upaya membangun semangat dari masyarakat Adat Suku Moi dan bagian dari peningkatan jati diri orang Moi.

“Ini sebagai upaya membangun semangat dan peningkatan jati diri orang Moi,” pungkasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, kegiatan Mubes berlangsung selama kurang lebih tiga hari, Selasa – Kamis (17-19/5/22) dipusatkan di gedung ACC, Kabupaten Sorong, dengan mengajuk tema ‘Kami Masyarakat Adat sub Suku Moi berjalan menuju masa depan berdasarkan jejak langkah nenek moyang leluhur kami Nemoi’, yang diikuti oleh 7 sub Suku Moi, diantaranya sub Suku Moi Kelim, sub Suku Moi Salkama, Klasa, Abu Tat Abun Jei, Maya, Klabra, dan sub Suku Segin.

Tampak hadir dalam pelaksanaan Mubes, yakni Walikota Sorong, Bupati Sorong, Kejari Sorong, Waka Polres Sorong Kota, Kapolsek Aimas, Danramil Aimas, perwakilan Lantamal XIV Sorong, Forkopimda Se-Sorong Raya, tokoh agama, tokoh adat, serta tokoh masyarakat lingkup Sorong Raya. (Jharu)

Komentar