67 Unit Komputer Rusak Total Akibat Banjir, Pelaksanaan Uji Kompetensi di STIKES Papua Sementara Ditiadakan

SORONG,- 67 Unit Komputer di ruang Computered Based Test (CBT) Kampus Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Papua rusak total akibat terendam banjir yang melanda kota Sorong beberapa waktu lalu, dari peristiwa tersebut akhirnya pihak STIKSE pun meniadakan pelaksanaan Ujian Kompetensi bagi tenaga medis yang akan dilaksanakan dalam waktu kedepan.

Hal tersebut dibeberkan langsung oleh Ketua Stikes Papua, Marthen Sagrim, saat ditemui sorongnews.com di ruang kerjanya yang beralamat di Kampus Stikes Papua, jalan Kanal Victory Km 9,5, Kota Sorong, Sabtu (27/8/22).

“Kampus kami semua kemasukan air namun yang paling terparah lagi itu ruangan CBT ada 67 unit komputer yang semuanya amblas total dan tidak bisa lagi dipakai, sedangkan pada tanggal 15 september bulan depan jadwal kami akan melakukan tryout uji kompetensi lalu oktobernya hendak dilakukan uji kompetensi profesi perawat baik bidan gizi analisis dan apoteker,” ujar Ketua Stikes Sorong.

Perlu diketahui bahwa setiap tenaga kesehatan harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang diperoleh sebelumnya dirinya dinyatakan lulus dalam mengikuti ujian kompetensi perawat.

Dijelaskannya, ujian kompetensi satu-satunyanya di Papua Barat hanya dilaksanakan di STIKES Papua, SMA Negeri 2 dan Poltekkes, namun dengan dampak dari musibah banjir kemarin pihak kampus otomatis tidak bisa melaksanakan tryout dan uji kompetensi tersebut.

Sagrim menuturkan kalau peristiwa banjir kemarin merupakan dampak terparah yang ditemui oleh pihak kampus selama 18 tahun berdiri, sehingga mereka pun alami kerugian besar-besaran.

Namun lewat kesempatan saat berjumpa langsung dengan Pj Gubernur Ia telah mencoba untuk menyampaikan kerugian yang dihadapi, dan mendapat respon baik sehingga pihak kampus akan membuat proposal dan akan mengantarkannya langsung ke Manokwari.

“Bagi kami STIKES untuk menanggulangi semua ya mungkin tidak bisa dalam waktu singkat karena ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yang pertama yaitu belanja komputer kedua instalasi jaringan ketiga menghadirkan tim asesor penilai apakah CBT ini layak tidak untuk digunakan sehingga disahkan secara nasional sebagai tempat uji kompetensi keempat harus menunggu surat izin secara resmi,” tegasnya.

Sagrim juga menerangkan bahwa berita acara secara kepolisian sudah dilakukan agar menerangkan sesungguhnya bahwa CBT mereka rusak, dan ruang tidak bisa terpakai akibat banjir.

“Akhirnya CBT di kampus STIKES kami tiadakan sementara untuk pelaksanaan ujian profesi perawat dan bisa mengikuti di SMAN 2 atau Poltekes,” ungkapnya.

Untuk pelaksanaan tryout maupun uji kompetensi boleh dilakukan diantara kedua institusi yang telah disampaikan pada awal namun pihak kampus harus tetap komunikasi terlebih dahulu untuk melakukan MOU.

Uji kompetensi ini wajib dilakukan tiga kali tahun setahun karena perawat yang diluluskan dalam satu tahun cukup banyak. (Mewa)

Komentar